Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sleman mengadakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Sleman dalam rangka pemyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman Tahun 2017 di Aula kantor Bappeda Kabupaten Sleman pada Senin (28/3).

Menurut drg. Intriati Yudatiningsih, M.Kes selaku Kepala Bappeda Kabupaten Sleman mengungkapkan bahwa maksud diselenggarakannya Musrenda Kabupaten adalah untuk mengoptimalkan proses perencanaan pembangunan guna mewujudkan tujuan pembangunan daerah. Sedangkan tujuan diadakannya Musrenda Kabupaten menurutnya adalah untuk mendapatkan masukan dan pengayaan substansi guna penyempurnaan rancangan RKPD menjadi rancangan akhir. “Rancangan akhir (RKPD) memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, arah kebijakan dan prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja yang pendanaanya berasal dari APBD Kabupaten, APBD DIY, APBN tahun2017, serta dana keistimewaan tahun 2018”, ungkap Intri.

Intri menambahkan bahwa acara Musrenbang yang dihadiri 195 orang dari SKPD se Kabupaten Sleman, Kepala Bappeda se-Kabupaten/Kota DIY, perwakilan Bapedda Klaten dan Magelang mengusung tema ‘Memberdayakan Potensi Ekonomi Lokal Menuju Kemandirian Masyarakat Sleman yang Berbudaya’ dengan materi rancangan RKPD Kabupaten Sleman tahun 2017 serta penjabaran rencana program kegiatan per Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Bupati Sleman Sri Purnomo yang juga hadir dalam acara tersebut mengharapkan agar perencanaan pelaksanaan kegiatan pembangunan di tahun 2017 dapat mengantisipasi permasalahan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Salah satu contoh permasalahan yang masih harus menjadi perhatian kita adalah kemiskinan. Berdasarkan data penduduk akhir tahun, jumlah KK miskin di Sleman sebanyak 41.023 KK atau 11,36% dari jumlah KK yang ada. Meski angka kemiskinan terus mengalami penurunan namun hal ini harus terus mendapat perhatian serius sampai Sleman terbebas dari kemiskinan.

Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian Sleman. Keberadaan UMKM memiliki hubungan positif dalam program pengurangan kemiskinan, penyerapan tenaga kerja dan memberikan sumbangan terhadap PDRB Sleman. Untuk itu ke depan Bupati berharap produk-produk UMKM di Sleman semakin banyak yang bisa menembus pasar Internasional.

Selain UMKM Sleman kaya akan potensi budaya dan pariwisata. Desa wisata merupakan salah satu potensi wisata berbasis masyarakat yang semakin berkembang dan saat ini sudah berjumlah 38 desa wisata yang 10 diantaranya sudah mandiri. Keberadaan desa wisata di Sleman mempunyai multiflier effect terhadap aktivitas ekonomi, pembangunan fisik, sosial dan budaya di masyarakat. Sehingga keberadaan desa wisata memiliki kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal itu saya berharap perhatian terhadap desa wisata lebih ditingkatkan sehingga Pemberdayaan potensi ekonomi lokal harus menjadi fokus perhatian pembangunan di Kabupaten Sleman. Usaha Mikro, semakin banyak desa wisata yang mandiri.