Mar
22
Desa Wonokerto Kembangkan Ekowisata Untuk Konservasi Sumber Daya Air
Dalam rangka mempertahankan kawasan resapan air dan penyelamatan sumber daya air serta memperingati Hari Air Dunia, Pemerintah Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Sleman melaksanakan Program Penyelamatan Mata Air, Daerah Aliran Sungai (DAS) serta lahan Kritis di willayah Desa Wonokerto yang diresmikan oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun pada Selasa (22/3).
Menurut Djoko Soeprijadi S.Hut, M.Cs, selaku dosen Geometrika Fakultas Kehutanan UGM mengungkapkan bahwa Desa Wonokerto menjadi Desa Konservasi Mandiri dalam penanganan sumber daya airnya. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pemetaan air yang dilakukan Djoko bersama timnya menunjukkan bahwa semakin tinggi suatu kawasan maka kecenderungan intensitas air semakin langka. Hal ini juga dialami kawasan Desa Wonokerto yang berada di dataran tinggi karena Turi masuk dalam wilayah lereng Gunung Merapi.
“Daerah dataran tinggi sebagai kawasan tangkapan air sedangkan daerah bawah seperti kota Yogyakarta sebagai tandonnya, karena air dari atas mengalir ke daerah yang lebih rendah”, ungkap dosen yang sekaligus menjadi tim ahli yang mendampingi penanganan sumber daya air Desa Wonokerto .
Djoko menambahkan bahwa skema penyelamatan mata air di Desa Wonokerto rencananya akan dilakukan penanaman berbagai jenis bambu disekitar daerah aliran sungai di Desa Wonokerto sebagai kebun botani atau arboretum, langkah tersebut diambil karena selain sebagai upaya konvservasi juga dapat dimanfaatkan untuk edukasi. “Kami memilih bambu karena pertumbuhannya 30% lebih cepat dari kayu, berbagai jenis bambu di Indonesia akan kami datangkan dan rencananya akan kami buat arboretum dengan pengelompokan dan penamaan masing-masing bambu yang harapannya nanti kawasan ini mampu menjadi kawasan ekowisata ”, tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati selain meresmikan juga melakukan penanaman pohon bersama Kapolsek, Camat, Kades setempat serta komunitas warga Tionghoa. Dalam sambutannya mewakili Bupati Sleman, Wabup mengungkapkan bahwa Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu dikelola untuk dimanfaatkan secara efisien, adil dan berkelanjutan.
Secara kuantitas, air hujan yang tersimpan dalam tanah cenderung semakin berkurang dan sebagian besar menjadi aliran permukaan yang akan beresiko terjadinya banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya semakin banyaknya permukaan tanah yang ditutup dan perubahan fungsi daerah tangkapan air. Sedangkan secara kualitatif, air yang tersedia juga telah mengalami pencemaran, sehingga semakin menurunkan tingkat ketersediaan air bagi masyarakat. Penurunan kualitas air ini diantaranya disebabkan perilaku tidak bertanggung jawab dari masyarakat seperti membuang sampah dan limbah rumah.