Sebagai daerah rawan bencana Kabupaten Sleman perlu selalu meningkatkan kesiapsiagaan bencana. Kondisi cuaca di wilayah Sleman saat ini masuk musim pancaroba dengan gejala alam yang menonjol yakni hujan deras, petir, dan angin kencang. Hal itu menurut Yuli Setiono Kepala BPBD Sleman yang mendasari diadakannya Apel siaga.Menghadapi Cuaca Ekstrim, Sabtu, 14 November 2015 di lapangan Pemkab Sleman. Apel siaga diikuti oleh 1.200 personil dari BPBD Sleman, Kodim, Polres, SKPD terkait, Kecamatan, desa, PMI, Tagana, relawan dari 39 komunitas, Basarnas, RSUD.

Bertindak selaku Pembina apel Penjabat Bupati Sleman Ir Gatot Saptadi yang sekaligus mengukuhkan Unit Operasional Penanggulangan Bencana dan unit pelaksana penanggulangan bencana ditingkat kecamatan dan desa, yang ditandai dengan penyematan kartu identitas relawan. Sampai saat ini terdapat 39 komunitas dan 1.528 relawan dan terbagi dalam 9 klaster berdasarkan kecakapan masing-masing yakni klaster kesehatan, SAR, Logistik, dapur umum, komunikasi dan informasi, perlindungan pengungsian, pendidikan, relawan pos komando dan kaji cepat.

Dalam sambutannya pj Bupati mengatakan dalam menghadapi musim penghujan ini perlu mewaspadai segala macam dampak yang mungkin timbul dari perubahan cuaca ekstrim. Perlu perhatian untuk mengantisipasi masalah banjir, kemungkinan tanah longsor di daerah bukit atau lereng, pohon tumbang, angin kencang serta penyebaran penyakit yang sering muncul pada musim penghujan. Untuk itu diperlukan pula upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan, terlebih pada masyarakat yang bermukim di daerah-daerah yang rawan banjir dan tanah longsor melalui sosialisasi maupun himbauan dalam penjagaan kelestarian lingkungan dan kesiapsiagaan masyarakat. Berkaca dari dampak yang ditimbulkan oleh bencana pada tahun-tahun lalu, menjadi tanggungjawab bersama untuk dapat mengantisipasi kemungkinan resiko bencana yang mungkin terjadi pada tahun ini, untuk itu diperlukan kesiapsiagaan semua jajaran, baik pemerintah, swasta dan tentu saja masyarakat dalam upaya pengurangan resiko bencana. Melalui apel siaga kesiapsiagaan ini seluruh pihak dapat mengoptimalkan upaya mitigasi bencana bukan hanya pada masa terjadinya bencana namun juga secara periodik sebagai upaya pengurangan resiko bencana di Kabupaten Sleman. Dalam upaya mitigasi ini diperlukan kerjasama dan langkah-langkah konkrit dari seluruh pihak, baik institusi Pemerintah, maupun swasta, baik yang berada ditingkat Kabupaten, Kecamatan maupun Desa, seluruh jajaran keamanan, kesehatan dan SKPD terkait untuk dapat merapatkan barisan, meningkatkan koordinasi secara terencana, terpadu, dan berkesinambungan, agar semua pihak mampu bekerjasama dan berperan secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya masing-masing dalam menghadapi cuaca extrim sebagai upaya memberikan perlindungan masyarakat dari ancaman dan dampak bencana yang mungkin akan terjadi.

Usai apel dilanjutkan dengan peninjauan peralatan dan kendaraan operasional yang sering digunakan untuk penanggulangan bencana yang dipamerkan di lapangan pemkab Sleman seperti sepatu, peralatan kerja, senso, tenda pengungsi, ambulan, kendaraan dapur umum dll.