Budidaya Perikanan Sleman Masih Sangat Menjanjikan
Pertemuan tiga bulanan bidang Perikanan Kabupaten Sleman pada triwulan ketiga dilangsungkan di Pasar Ikan Mino Nogotirto Gamping Sleman, yang dihadiri antara lain Kepalaa Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Ir. Widi Sutikno, Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan DIY Dr. Suwarman, Susilo, Msi dari UGM, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaaten Sleman Ir. Suparmono, MM, camat Gamping Priyo Handoyo, SH, Muspika Kecamatan Gamping, dll.
Selain pertemuan rutin tiga bulanan pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan Penyuluh Perikanan Swadaya sebanyak 8 orang. Pengukuhan dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Sedangkan penyuluh swadaya yang ada di Kabupaten Sleman sampai saat ini ada 35 orang, dan ditambah 8 hingga total penyuluh swadaya yang dimiliki kabupaten sleman 43 orang.
Usai pengukuhan Widi Sutikno mengatakan bahwa dengan dikukuhkannya penyuluh swadaya tersebut telah banyak membantu program-program Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Terlebih para petani akan lebih mudah bila memerlukan bimbingan dan pembinaan. Diharapkan dengan dikukuhkannya penyuluh ini keberadaan petani ikan di Kabupaten Sleman lebih maju untuk mewujudkan swasembada daging, termasuk kebutuhan ikan. Lebih lanjut disampaikan bahwa peluang usaha perikanan di Kabupaten Sleman sampai saat ini masih terbuka lebar, disamping itu usaha budidaya perikanan lebih mudah mendatangkan keuntungan, karena permintaan ikan di Sleman dan Yogyakarta masih cukup tinggi, terlebih dengan keberadaan warung lesehan di beberapa ruas jalan di yogyakarta.
Sementara itu Suparmono menambahkan bahwa usaha budidaya ikan/udang di Sleman cukup terbuka lebar mengingat permintaan ikan masih cukup tinggi. Terbukti para petani ikan di Sleman dari tahun ke tahun terus berkembang bahkan dengan budidaya ikan ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Hanya saja para petani/kelompok ikan masih kurang berani untuk menambah permodalan dengan mengajukan pinjaman di perbankan. Sedangkan perbankan maupun dinas masih terbuka untuk memberikan pinjaman penguatan modal. Lebih lanjut disampaikan bahwa pada musim kemarau ini produksi ikan memang menurun, dan itu mengakibatkan harga ikan lebih mahal. Dan itu wajar mengingat persediaan air yang berkurang hingga untuk budidaya ikan agar terganggu. Meskipun harga ikan naik, namun kenaikannya tidak terlalu besar. Untuk harga ikan nila mengalami kenaikan yang dulunya Rp. 20.000 naik menjadi Rp. 22.000, Guramih dari Rp. 26.000 /kg naik menjadi Rp. 29.000 Lele dari Rp. 15.000 naik menjadi Rp. 16.000. Sementara jumlah produksi ikan pada tahun 2014 sebanyak 30 ribu ton, dan target tahun 2015 sebanyak 32 ribu ton. Dari jumlah tersebut paling banyak ikan Nila yaitu 30 % sendiri, lainnya berupa Gurami, Lele, Bawal, dll.