Sep
3
Sleman Menjadi Kabupaten Layak Anak Tingkat Madya
Peringatan Harganas XXII dan HAN di Kabupaten Sleman Rabu, 2 September 2015 cukup meriah, dengan tampilnya atraksi dari anak-anak dan remaja dari 17 kecamatan se Kabupaten Sleman. Acara yang digelar di Lapangan Pemda Beran ini juga diisi dengan lomba melukis dan mewarnai yang diikuti oleh 1000 siswa TK dan SD se Kabupaten Sleman. Penjabat Bupati Sleman didampingi Kepala Badan KB PMPP dan Kepala Dinas Pendidikan Sleman berkenan untuk menyapa anak-anak yang mengikuti lomba melukis dan mewarnai diseputaran lapangan pemda kemudian dilanjutkan dengan meninjau gelar potensi UPPKS, ekspose desa prima, ekspose kesehatan anak, ekspose dokter kecil, ekspose informasi pelayanan akte kelahiran, gelar kreativitas anak Sleman dll serta kampanye stop kekerasan pada anak.Kepala Badan KB PMPP dr. Nurulhayah, M.Kes. Menyampaikan puncak Peringatan Harganas XXII dan HAN di Kabupaten Sleman ini melibatkan sekitar 2500 orang terdiri dari 1000 anak ikut lomba melukis dan mewarnai TK/SD, 1000 siswa SD, SMP, SMA/SMK dan 500 orang dewasa. Tema dalam Harganas XXII yakni Harganas merupakan momentum upaya membangun karakter bangsa dan mewujudkan Indonesia Sejahtera, sementara untuk tema HAN yakni Wujudkan Lingkungan dan Keluarga Ramah Anak. Nurulhayah juga menyampaikan penghargaan yang diraih dalam tingkat nasional yakni Penghargaan Satya Lencana Wira Kencana Penyelenggara terbaik Bidang KB bagi Kabupaten Sleman, Juara I Lomba KB Lestari 10 tahun an Sugeng Rohmadi dan Ibu Suryani, juara I KB Lestari 20 tahun a.n Bpk Tukino dan Ibu Sri Sukarti, 5 besar Penyuluh KB a.n Drs. Akhiz Isa Ansori. Sementara di bidang perlindungan anak yakni penghargaan dari Menteri PPPA RI kepada Anak Dora Amorita sebagai Tunas Muda Pemimpin Indonesia kategori SD dan penghargaan Kabupaten Layak Anak dari Pratama menjadi Madya.
Pj Bupati Sleman Gatot Saptadi dalam sambutannya menyampaikan peringatan Harganas ini mengingatkan akan pentingnya keluarga sebagai lingkungan hidup primer dan fundamental tempat terbentuknya kepribadian yang mewarnai kehidupan manusia. Keluarga merupakan pranata sosial pertama yang mengemban fungsi strategis dalam membekali nilai-nilai kehidupan bagi anak manusia yang tengah tumbuh dan berkembang. Dengan demikian kehidupan keluarga berpengaruh langsung dalam menentukan kualitas bangsa dan negara.
Pemerintah bersama seluruh unsur masyarakat memiliki tanggung jawab untuk mendorong dan menciptakan iklim yang sehat bagi pembentukan keluarga Indonesia yang sehat dan sejahtera. Terlebih pada saat ini negara kita menghadapi tantangan dalam menurunkan tingkat kelahiran, melakukan pemerataan peserta KB, menyediakan pelayanan KB yang terjangkau, dan melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) bagi terbentuknya ukuran keluarga yang ideal. Di sisi lain, masih terdapat berbagai permasalahan sosial terutama kemiskinan yang dirasakan keluarga-keluarga Indonesia, termasuk sebagian warga Sleman yang memiliki akar permasalahan dari masalah kependudukan. Oleh karena itu saya mengajak seluruh masyarakat dan aparat pemerintah untuk kembali membangkitkan gerakan KB di dalam kehidupan masyarakat.
Kebijakan dan program pembangunan di Sleman dalam bidang KB dalam mewujudkan keluarga yang kecil bahagia dan sejahtera tidak sekadar pembatasan kelahiran, tetapi lebih pada peningkatan kualitas keluarga. Peningkatan kualitas keluarga tidak terlepas dari pemenuhan hak dan perlindungan kepada anak. Banyak dari keluarga yang belum memahami peran, tugas dan kewajiban sebagai orang tua dalam memenuhi hak anak-anaknya.