Lebih dari 700 Personil POLRI dan TNI Siap Dikerahkan Jelang PILKADA
Polres Sleman, Rabu, 26 Agustus 2015 menggelar apel siapa PAM PILKADA 2015 di Lapangan Denggung Sleman. Kegiatan ini melibatkan sekitar 1356 personil POLRI dari Polres dan Polsek Se Kabupaten Sleman. Juga ikut dalam pasukan dari anggota Satpol PP dan Personil TNI. Bertindak selaku Pimpinan Apel Penjabat Bupati Sleman Gatot Saptadi yang juga membacakan amata KAPOLDA DIY. Dalam kesempatan ini PJ Bupati juga meninjau kesiapan pasukan menyematkan secara simbolis tanda PAM PILKADA kepada petugas.
Kapolda DIY danan sambutannya mengatakan agenda Pilkada serentak di 3 kabupaten memerlukan kesiapan untuk menyelenggarakan pola pengamanan yang lebih baik. Prediksi gangguan keamanan sesuai analisa pileg pada waktu lalu dihadapkan pada permasalahan saat kampanye, masa tenang pemungutan suara, perhitungan suara dan saat pelantikan pejabat. Prediksi yang kemungkinan timbul seperti bentrok saat kampanye, perusakan atribut kampanye maupun fasilitas umum, intimidasi dan aniaya kepada penyelenggara pemilu, money politik, black campaign, pemilih ganda, penggelembungan suara, unjuk rasa, konflik petugas di TPS, perlu antisipasi dan ditindak lanjuti. Perlu pengamanan yang lebih baik, efektif, sistemik dan menyeluruh didukung dengan melibatkan kekuatan personil, koordinasi dengan instansi terkait dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang ada. Polri dituntut untuk melakukan pengamanan yang lebih ekstra dan optimal. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyelenggaraan PILKDA serentak baik figur calon, tokoh pendukung, peran media, netralitas penyelnggara pemilu, dan aparat keamanan maupun dukungan negara asing serta lembaga survery sangat mempengaruhi pola pengamanan yang diterapkan di Polda DIY dan jajarannya. Langkah-lngkah yang perlu dilakukan yakni tetap jaga sinergitas dan netralitas anggota TNI dan POLRI dalam pengamanan PILKADA 2015. Setiap pergeseran logistik PILKADA harus dikawal anggota POLRI, rumuskan pola pengamanan TPS berdasarkan kriteria TPS dengan memperhatikan jumlah personil dan kebutuhan. Pemetaan kembali daerah rawan dan bentuk kerawanannya secara tajam oleh surveyer setempat, tingkatkan fungsi inteligent di kewilayahan, antisiapasi dan cegah terjadinya peruskan alat peraga, kampanye hitam, pembunuhan karakter serta aksi intimidasi, teror, ancaman dan bentuk kekerasan politik serta konflik internal parpol yang dapat memunculkan konflik antar masa pendukung atau simpatisan maupun relawan. perlunya dilaksanakan operasi cipta kondusif atau razia dengan melibatkan kekuatan besar dengan sasaran senjata api, sajam, miras, dan barang berbahaya. Upayakan cara bertindak yang efektif dan antisipasi bentrok masa dan bentuk-bentuk pelanggaran PILKADA, lakukan terus langkah-langkah preventif dengan meningkatkan kesadaran berbagai pihak agar tidak melakukkan tindakan kekerasan dan melanggar hukum. Tingkatkan koordinasi dengan aparat keamanan lainnya, penyelenggara pemilu dan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan permasalahan pada pilkada dan yang tidak kalah pentingnya tetap waspadai serangan teror terhadap personil atau markas personil.
Sementara itu Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain usai apel siaga mengatakan kekuatan personil yang disiapkan jajarannya disesuaikan dengan pentahapan PILKADA. Saat kampanye disiapkan 700 personil dibantu dengan aparat keamanan lainnya, saat pemungutan suara melibatkan bantuan dari POLDA DIY melibatkan 1370 personil dibagi di masing-masing TPS. Ancaman setiap tahapan kemungkinan terjadinya gesekan antar pendukung, adanya kampanye hitam maupun perusakan alat peraga kampanye dan serangan fajar untuk mendapatkan suara Titik yang dipetakan kerawan saat kampanye meliputi wilayah Sleman, Gamping, Godean dan wilayah perbatasan Tempel dan Prambanan, termasuk kerawanan adanya mobilisasi masa pendukung dari luar wilayah. Tindakan tegas akan dilakukan pada pelanggar seperti larangan pawai/ arakan-arakan, baik helm, kelengkapan kendaraan dan knalpot blombongan. Pihaknya akan melakukan rasia sebelum kampanye dibengkel tempat memasang/mengganti knalpot blombongan, termasuk melaksanakan cipta kondusif dengan melakukan rasia penjualan miras yang biasanya diminum saat kampanye yang bisa menimbulkan gesekan.