Ugadi Sleman telah menjadi percontohan nasional bahkan FAO Lembaga Pangan Dunia pun akan membawa 26 negara di dunia untuk melihat langsung dan belajar tentang budidaya UGADI serta mina padi di Sleman. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan DIY Anung Pribadi dihadapan Irjend Kementrian Pertanian RI Justam Siahaan pada saat panen Ugadi (Udang Galah Padi) yang diterapkan oleh petani di Kumendang Candibinangun Pakem, Sabtu 8 Agustus 2015. Sistem Ugadi terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Karena selama ini dengan sistim Mina padi mampu meningkatkan pendapatan petani. Terlebih dengan sistim Ugadi tersebut pendapatan petani akan lebih meningkat.

Sementara itu Slamet Haryanto Ketua Kelompok Ulam Sari menyampaikan budidaya udang galah dengan sistim Ugadi telah dilakukan di kelompok Mino Ulam Asri yang penebaran perdananya telah dilakukan Sabtu 23 Mei 2015 oleh beberapa pejabat baik pusat maupun daerah antara lain Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Ir. Widi Sutikno, Kepala Litbang Perikanan RI Dr. Ir. Achmad Poernomo, Kepala Dinas Pertikanan dan kelautan DIY, juga tidak Ketinggalan Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto.Sementara untuk tanaman padi dengan tanam sistim jajar legowo keuntungan akan lebih meningkat disamping ongkos produksi bisa ditekan, karena tidak memerlukan pupuk kimia/Urea. Karena sisa dari makanan Udang/ikan tersebut merupakan pupuk yang sangat baik.Menurut Slamet kelompoknya terdiri dari 36 POKDAKAN (Kelompok Pembudidaya Ikan) dan 2 diantaranya Kelompok Pengolah dan Pemasaran dengan luas budidaya Ugadi/mina padi 7 ha.Terdiri dari 5,23 ha untuk lahan mina padi dilakukan oleh 12 Pokdakan di 4 desa dan ugadi 1,77 ha dilakukan 5 pokdakan di 3 desa. Menurut uji coba yang telah dilakukan kenaikan produksi Padi dengan sistim Ugadi tersebut untuk padi tertinggi mencapai12 ton/ha GKP dan terendah 8,8 ton/ha GKP sehingga kenaikan produksi  mencapai 20 % dibanding dengan sistim biasa. Disamping kenaikan produksi padi yang meningkat 20 % maka pendapatan yang lain berupa Udang yang mencapai produksi tertinggi 173 kg dan terendah 152 kg untuk jumlah tebaran 10.000 ekor udang.. Namun Slamet juga mengungkapkan adanya kendala yang dialami yakni adanya jamur dan belum sinkronnya antara waktu tanam padi dengan ketersediaan bibit.

Sementara itu dalam sambutannya Irjend Kementrian Pertanian RI Justam Siahaan menyampaikan bahwa keberhasilan dalam bidang ketahanan pangan sesungguhnya menjadi faktor utama yang sangat menentukan kuatnya  ketahanan Negara. Untuk itulah Pemerintah terus memberikan stimulus untuk mendorong bagi kemajuan para petani.

Panen perdana Ugadi dilakukan oleh Irjend Kementrian Pertanian RI, Kepala Litbang Kementrian Pertanian RI, Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan RI, AssekII, Dandim Sleman dan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman.