Sleman, 28 Juli 2015 Bupati Sleman diwakili Budi Sutamba,  Camat Seyegan membuka acara Merti Dusun sekaligus Pameran Sejarah Perjuangan Nasional dari  Museum Benteng Vrederburg di Dusun Cibuk Lor Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan, kegiatan merti dusun yang dilaksanakan setiap 2 tahun ini bekerja sama dengan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Ketua Panitia Merti Dusun, Agus Sulistyo dan  Dra Zaimul Azzah Kepala Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mengatakan bahwa tujuan merti dusun dan Pameran untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan melestarikan adat  budaya  masyarakat.
Dalam pameran kali ini ditampilkan berbagai produk  di Stand gubuk-gubukan  hasil UKM  seperti Kerajinan, Batik dan Lurik, Kuliner, Masakan  Tradisional dll yang diselenggarakan mulai tanggal 28 Juli s/d 1 Agustus 2015.
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Budi Sutamba, Bupati  menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan pameran keliling Museum Benteng Vrederburg, yang juga turut berperan serta dalam rangka memeriahkan merti dusun Cibuk Lor Desa Margoluwih Kecamatan Seyegan, melalui pameran keliling Museum Benteng Vrederburg. Penyelenggaraan pameran keliling Museum Benteng Vrederburg ini, merupakan bentuk inovasi sosialisasi, publikasi dan eksibisi kegiatan museum dalam upayanya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan paradigma ilmu permuseuman, Museum berusaha mencari peluang untuk dapat lebih melibatkan masyarakat dalam pengembangan museum dan kegiatan-kegiatannya. Melalui inovasi dan perkembangan keilmuan, museum mulai menerapkan paradigma baru ilmu permuseuman, yaitu paradigma partisipatori. Dalam hal ini museum berupaya meningkatkan keterlibatan dan partisipasi mayarakat yang sebelumya sebatas hanya sebagai penerima produk, namun pada  paradigma ini, masyarakat sudah diajak untuk membuat produk. Keterlibatan mereka sudah pada tahap turut merencanakan dan menyusun produk-produk museum.
Keberadaan masyarakat dengan berbagai event-event yang dimilikinya dan menjadi unggulan daerahnya menjadi peluang museum untuk mengadakan kerjasama kemitraan dalam berkegiatan. Salah satu kegiatan yang menjadi unggulan masyarakat di beberapa daerah di Kabupaten Sleman adalah kegiatan merti dusun. Dengan pola pikir seperti itulah maka kegiatan Pameran Keliling Museum di Kabupaten Sleman dilaksanakan dengan menggabungkan event-event yang diselenggarakan oleh masyarakat. Diharapkan kerjasama antara masyarakat desa dengan museum untuk berkegiatan bersama dalam bentuk kemitraan dapat terlaksana dengan baik tanpa ada yang kehilangan esensi kegiatannya. Justru sebaliknya kedua kegiatan tersebut saling mendukung satu dengan lainnya.
Saya berharap agar even pameran keliling museum ini kedepannya bisa dijadikan agenda rutin sehingga tidak hanya menggabungkan diri dengan even-even budaya saja namun juga dapat digabungkan dengan even-even yang lain yang ada di Kabupaten Sleman. Dengan demikian, kegiatan semacam ini, dapat mendukung Kabupaten Sleman sebagai pusat pariwisata, kebudayaan dan  juga edukasi.
Museum selain sebagai wahana edukasi juga memiliki fungsi rekreasi.  Museum berpotensi menjadi wahana bagi masyarakat untuk meningkatkan intelektualnya, emosinya dan semangatnya. Disamping itu museum juga berperan sebagai wahana rekreasi / hiburan. Informasi tentang koleksi-koleksi museum disajikan dalam nuansa edutainment,  hiburan yang mendidik atau pendidikan yang menghibur. Museum dapat diartikan sebagai sekolah kedua bagi masyarakat, dimana bedanya dengan sekolah biasa adalah dalam proses belajarnya yang bisa dilakukan dalam nuansa hiburan.
Museum dan masyarakat keberadaanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Museum memerlukan partisipasi dan keterlibatan masayarakat dalam tumbuh dan berkembangnya. Demikian juga masyarkat dapat memanfaatkan museum untuk mengembangkan dirinya menuju masyarakat yang guyub dan berkarakter. Museum dan masyarakat merupakan dua unsur yang saling membutuhkan satu sama lain untuk berkembang.***