Pada perayaan hari raya Nyepi tahun 2015, akan diramaikan dengan kirab Budaya pada hari Jumat  tanggal 20 Maret  2015. Menurut Ketua Pengarah Panitia Perayaan Hindu DIY, Agung Suryahadi dalam Jumpa pers di Press room Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman, kirab Budaya ini dilaksanakan agar kirab ogoh-ogoh juga dapat dinikmati masyarakat luas dan bahkan memberikan kemanfaatan sosial ekonomi masyarakat. Selama ini kirab dan atraksi ogoh ogoh belum pernah keluar lingkungan Candi Prambanan.

Lebih lanjut Agung menyampaikan bahwa Kirab Ogoh ogoh yang baru pertama kalinya keluar lingkungan Candi Prambanan,  melibatkan peserta lintas agama diharapkan mampu mengembangkan semangat toleransi masyarakat DIY. Bahkan kirab tersebut didukung oleh potensi budaya lainnya; seperti Bredogo, Barongsai dsnya. Kirab Budaya berpuncak di titik 0 km Jogjakarta.  Melihat strategisnya event kirab budaya tersebut sebagai daya tarik wisata dan juga potensi ogoh ogoh dan budayaKabupaten Sleman, Panitya Perayaan  nyepi bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman  akan  memulai pelaksanaan kirab dari jalan Nyi Condro Lukito (perempatan Monjali ke selatan). Tema ogoh ogoh yang akan diusung adalah flora dan fauna, karena tema tersebut mampu memberikan edukasi pada masyarakat dan sekaligus sesuai dengan karakteristik Sleman sebagai kota pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, mengemukakan bahwa dipilihnya lokasi kirab awal di jalan Condrolukito karena jalan tersebut merupakan poros garis imajiner Merapi Kraton dan laut selatan. Kedepan kegiatan kirab ogoh ogoh tersebut akan dijadikan agenda rutin kepariwisataan kabupaten Sleman bersama panitia hari raya Nyepi DIY, walaupun tahun depan Panitia perayaan hari raya nyepi akan dilaksanakan panitia Jawa Tengah. Ogoh ogoh yang dikirab walaupun belum sepenuhnya sesuai tema, melibatkan keberadaan ogoh ogoh yang sudah ada, yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk   upacara adat.
Di Sleman terdapat  2 event upacara adat yang menggunakan properti ogoh ogoh  dari 61 upacara adat yang dilaksanakan oleh 16 kecamatan, upacara adat  bekakak ambar ketawang Gamping dan ogoh ogoh replika ayam dari pedusunan Bendan Tirtomartani Kalasan, yang merupakan simbol bahwa di Bendan merupakan Pusat Kuliner Ayam Goreng Kalasan. Ogoh ogoh ini biasanya untuk upacara merti dusun. Selain juga akan diikutkan ogoh-ogoh kuda dari dukuh daratan. Ogoh-ogoh tersebut merupakan  properti jathilan Arya Penangsang dan  Danang Sutawijaya. Semua ogoh ogoh dibuat swadaya oleh masyarakat setempat misal untuk ogoh-ogoh ayam dibuat oleh Sigit dari dusun Bendan Tirtomartani kalasan, Ogoh-Ogoh Kuda juga dibuat oleh  Agus, warga daratan juga dan demikian juga untuk ogoh ogoh dari Gamping
Ogoh ogoh yang dikirab tidak hanya milik masyarakat Sleman tetapi juga diharapkan partisipasi dari PHRI,ASITA, HPI, Museum dan seluruh penggiat seni di Sleman. Kirab Ogoh ogoh yang dikirab jalan Condrolukito direncanakan sampai dengan pukul 14.00 yang diikuti kurang lebih  oleh 12 Ogoh Ogoh dan atraksi seni pendukungnya dengan jumlah pelaku kurang lebih 400 orang.
Untuk keperluan kirab tersebut, jalur lalu lintas jalan Nyi Condro Lukito akan digunakan sistem buka tutup. Arus dari arah utara akan ditutup hingga perempatan jalan Wreksodiningrat (perempatan jembatan sarjito 2 dan jalan selokan mataram). Peserta kirab kemudian menuju titik nol kilometer. Pengamanan jalan melibatkan polpar Sleman, Polsek Ngaglik, Polsek Mlati dan juga Desa Sinduadi yang didalamnya mencakup 3 Pedukuhan yakni Gemawang, Karangjati dan Pogung serta didukung PolPP Sleman dan Dinas Hubkominfo  Sleman sebanyak kurang lebih 75 personil.***