Berkembangnya pertumbuhan penduduk diikuti dengan pertumbuhan kebutuhan untuk mendukung kehidupan dan penghidupan manusia dimana factor yang dominan dalam kehidup0an manusia yakni kebutuhan air. Di sisi lain potensi sumber daya air dari tahun ke tahun semakin terbatas sehingga untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia baik air baku (minum, mandi, cuci dll), pertanian, perikanan dll perlu dilakukan pengaturan dan penghematan sehingga semua kebutuhan dapat terlayani dengan baik. Hal itu disampaikan Ir. Sapto Winarno, MT, pada acara Kampanye Hemat Air yang dilaksanakan Sabtu, 14 Maret 2015 di Embung Sendari Tirtoadi Mlati. Ditambahkan untuk menjaga keberlanjutan persediaan sumber daya air perlu dilakukan upaya konservasi sumber daya air dengan pembangunan embung, pembuatan sumur resapan, pembuatan biopori, memanen hujan dll. Saat ini embung yang telah dibangun di Sleman mencapai 25 buah. Yang dibangun Pemerintah Kabupaten Sleman 5 embung, Pemerintah Propinsi 12 embung dan Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak 8 embung.

Dalam acara yang dihadiri oleh Assekda, Camat dan Kades serta kelompok OPPA Se Kabupaten Sleman, juga diadakan sarasehan dengan nara sumber dari UGM yakni Prof. DR. Ir Sigit Supadmo, Arief, M.Eng Fak Pertanian UGM dengan materi hemat air untuk pertanian, DR. Ing. Ir. Agus Maryono Fak Teknik UGM dengan materi hemat air untuk air baku dengan peragaan alat memanen hujan, DR. Ir. Heru Hendrayana Fak Teknik Geologi UGM dengan materi hemat air untuk penggunaan air tanah, Ir. Hardaningsih, MSI Fak Pertanian  UGM dengan materi hemat air untuk perikanan dan moderator Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Agus Suprapto Kusmulyono, M.Eng.Ph.d

Sementara itu Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan Pemkab Sleman juga senantiasa mengupayakan pengelolaan sumber daya air sesuai dengan tiga pilar utama yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air yaitu yang pertama adalah konservasi sumber daya air, yang kedua adalah pendayagunaan sumber daya air dan ketiga yaitu pengendalian daya rusak air.

Pendayagunaan sumber daya air yang dilakukan melalui pembangunan embung adalah untuk pertanian, perikanan, pariwisata bahkan nantinya dapat dikembangkan menjadi air minum pedesaan. Namun demikian, tidak boleh ada kelompok masyarakat yang memonopoli Sumber daya air ini karena pada hakekatnya sumber daya air ini adalah milik bersama sehingga semua kepentingan masyarakat harus bisa terpenuhi secara adil dan merata. Kelompok pertanian, perikanan, pengguna air minum pedesaan juga diupayakan untuk duduk bersama dan berembug untuk menggunakan air secukupnya dan berkeadilan bagi semuanya.  Pemborosan terhadap air masih terjadi dimana-mana, baik penggunaan air untuk kepentingan irigasi maupun penggunaan air untuk kepentingan rumah tangga,industri dan jasa. Selanjutnya acara juga ditandai dengan penebaran bibit ikan di embung Sendari dan penanaman pohon buah-buahan oleh Bupati dan tamu undangan lainnya.***