Mar
4
Bupati Kukuhkan PEPADI Komda Sleman
Kondisi pedalangan Sleman dari segi kuantitas dan kualitas Kabupaten Sleman tidak kalah dengan Kabupaten yang lain. Jumlah dalang yang ada saat ini mencapai 105 untuk dalang dewasa dan remaja sementara dalang terdapat 20 dalang. Hal ini disampaikan Sekretaris Pepadi Sleman periode 2015 – 2020, Wiji Raharjo saat pengukuhan Pengurus Pepadi Sleman periode 2015 – 2020, Senin, 2 Maret 2015 di Komplek Studio Konco Tani Sidokarto Godean. Untuk itu pengurus baru di bawah pimpinan R Sugiyo akan berupaya memajukan pedhalangan Sleman untuk dapat terdengar gaungnya dan kontribusi nyata dalam kegiatannya di Kabupaten Sleman dan khususnya dalam mendukung keistimewaan DIY.
Sementara itu Bupati Sleman dalam sambutannya mengharapkan dengan kepengurusan yang baru ini, dunia pedalangan di Kabupaten Sleman dapat semakin berjalan dinamis agar masyarakat juga semakin memiliki apresiasi terhadap kebudayaan sendiri. Wayang adalah hasil peradaban yang adiluhung, sarat dengan makna. Wayang adalah aset yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Dalang adalah kunci keberlangsungan kesenian wayang. Bagaimana seorang dalang memahami dan mendalami wayang akan terwujud dalam caranya mengemas dan menyajikan cerita wayang secara menarik, bahkan tidak mungkin menggabungkannya dengan cerita realita dan dinamika kehidupan saat sekarang ini. Dalang, adalah bagian dari penutur tradisional yang merupakan bagian dari bentuk komunikasi lisan antar generasi yang saat ini sulit dijumpai. Dalang adalah tempat bergantung hidup matinya kesenian wayang. Bagaimana seorang dalang mampu memahami hidup dan melihat dunia akan memberikan nuansa yang berbeda dalam setiap lakon yang dimainkannya.
Pengukuhan ditandai dengan pembacaan dan penyerahan SK pengurus oleh Ketua Pepadi DIY Ki Edi Suwondo dan pengukuhan oleh Bupati Sleman. Pengurus Pepadi 2015 – 2020 di ketuai oleh R Sugiyo dan wakil ketua Gandung Jatmiko Sekretaris I Jasminto dan II Wiji Raharjo. Didukung dengan bendahara dan beberapa seksi. Dilanjutkan dengan pagelaran wayang padat durasi 30 menit oleh dhalang Utoro Wijiyanto dengan lakon Shinta Suci dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk oleh Dhalang Ki Sakri dengan lakon Parikesit Winisudo.***