Sekitar 250 warga Nawung dan Lemah Bang Gayamharjo Prambanan terpaksa diungsikan ke tempat aman yakni lapangan Desa Gayamharjo akibat kejadian tanah longsor karena hujan lebat yang terjadi selama 3 jam. Daerah perbukitan terjal di wilayah Prambanan dengan kuntur batuan sedimen berlapis pasir tanah, batu apung, batu lempeng berselang seling dengan ketebalan bervariasi di musim penghujan rawan longsor. Berkat kecepatan dan tanggapnya aparat mulai dari Camat, Kades, SAR, Tim Medis Puskesmas, BPBD dan didukung Sukarelawan Bandung Bondowoso berhasil mengevakuasi warga yang terkena tanah longsor. Pengungsi rentan meliputi lansia, ibu hamil dan balita mendapat prioritas untuk penanganannya, dilanjutnya warga yang lain secara keseluruhan. Tim SAR dan relawan Bandung Bondowoso berupaya membuka jalan yang terkena tanah longsor dan pepohonan yang tumbang menghalangi jalan sehingga memperlancar proses evakuasi warga.

Hal itu merupakan proses gladi lapang penanggulangan tanah longsor yang dilakukan BPBD Sleman kerjasama dengan Pemerintah Desa Gayamharjo di lapangan Desa Gamyamharjo, Kamis, 26 Februari 2015. Pelaksanaan Gladi dipimpin oleh Kepala Desa Gayamharjo Sugiyanto, SE, Selaku Ketua Unit Pelaksana Penanggulangan Bencana Desa Gayamharjo, diikuti oleh perwakilan 7 dusun yang ada di Gayamharjo meliputi Nawung, Lemah Bang, Jontro, Jali Gayam, Kalinongko lor dan kidul. Wakil Bupati Sleman DR. Yuni Satia Rahayu, Kepala BPDB Sleman Yuli Setiono, Camat Prambanan serta jajaran Musipka ikut menyaksikan gladi ini. Usai Gladi dilanjutkan dengan pengukuhan Pengurus Unit Pelaksana Penanggulangan Bencana Desa Gayamharjo oleh Wakil Bupati Sleman.
Dalam kesempatan ini Wakil Bupati Sleman berpesan kepada warga apabila nanti benar-benar ada kejadian bencana supaya berhati-hati bila menumpang mobil bak terbuka untuk mengangkut pengungsi. Hal ini disampaikan karena bila menumpang mobil bak terbuka dipinggir bak akan sangat berbahaya, jangan sampai mau mengungsi ketempat yang aman malah terjadi kecelakaan. Hal ini juga mengingat bila kejadian benar semua akan panik dan mungkin terburu-buru termasuk sopir kendaraan. Dengan adanya gladi lapang ini harapannya masyarakat tidak perlu panik dalam menghadapi musibah. Yuni juga mengungkapkan bahwa dalam setiap penanggulangan bencana, dukungan dari masyarakat mutlak diperlukan. Masyarakat juga dituntut harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam meng­ha­dapi bencana, dengan harapan kesiapsiagaan tersebut dapat bermanfaat dalam menentukan upaya yang tepat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa. Hal ini dikarenakan Kabupaten Sleman merupakan daerah yang diberi anugerah  berbagai potensi yang dimiliki termasuk potensi bencana yang diakibatkan faktor alam maupun non alam.***