PMI Sleman ternyata bukan hanya bertugas dalam urusan donor darah dan pertolongan pada kecelakaan namun  lebih luas lagi yakni dalam ikut serta mencegah terjangkitnya nyamuk demam berdarah. Hal ini ditunjukkan PMI Sleman bersama Dinas Kesehatan Sleman dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah Cokrowijayan Banyuraden Gamping, Minggu, 21 Februari 2015. Dalam kesempatan ini PMI Sleman melibatkan pula KSR (Korp Sukarelawan Remaja) Poltekes Yogyakarta.

Kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) diawali dengan penyerahan Abate kepada Kadus Modinan-Cokrowijayan Wagiyo dan penyerahan peralatan pemantau kepada KSR oleh Ketua PMI Sleman dr. Sunartono, M.Kes. Selanjutnya dilakukan pemantauan dari rumah ke rumah yang didampingi oleh kader setempat.

Dalam kesempatan ini Sunartono mengemukakan sebenarnya sudah banyak kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam memerangi penyakit Demam Berdarah seperti penyuluhan, sosialisasi, pembagian Abate, bantuan pengobatan pada penderita DB, kegiatan PSN, fogging,  maupun yang terakhir kerjasama dengan UGM untuk menciptakan nyamuk yang berwolivia yakni nyamuk yang mengandung virus untuk mengurangi vertilitas dan tidak menyebabkan demam berdarah bila menggigit. Sunartono juga menyampaikan bahwa keberadaan pemerintah hanya memberikan motivasi dan trigger kepada masyarakat, namun tindak lanjutnya tergantung kepada masyarakat sendiri untuk mengontrol perkembangan nyamuk dan memperhatikan lingkungannya. Demam berdarah sebenarnya bisa dibasmi dan dihentikan namun sangat tergantung dengan kepedulian masyarakat sendiri untuk memperhatikan kebersihan lingkungannya. Kebersihan lingkungan tidak hanya diukur dengan menyapu lantai dan  halaman setiap hari, membersihkan rumput dan sampah namun yang lebih penting dengan kegiatan  membersihkan sarang nyamuk untuk meniadakan tempat bagi nyamuk berkembang biak,  seperti genangan air di botol-botol bekas, pot bunga, kulkas, tempat minum burung, bak mandi, tonggak bambu, dll.  Apabila kepedulian ini sudah terbangun maka masyarakat tidak perlu panik  bila terjadi sesuatu karena masyarakat sudah paham dengan kebersihan lingkungannya.

Dari hasil pantuan 173 rumah terdapat 37 rumah positif ada jentiknya sehingga baru mencapai 78,6 % dari angka bebas jentik 95 %. Hasil ini menunjukkan masih potensial untuk perkembangan nyamuk Aides Aigypti dan diperlukan kepedulian serta kesadaran masing-masing rumah tangga untuk menguras bak mandi dan memperhatikan hal-hal yang dapat memungkinkan jentik nyamuk berkembang.***