Sri Sujarwati, warga Kembangarum, Donokerto, Turi mengolah salak menjadi berbagai macam produk seperti dodol, wajik, karamel, geplak, manisan, asinan dan bahkan biji salak pun diolah menjadi bubuk minuman seperti kopi. Usaha Sujarwati tersebut adalah untuk mengangkat harga salak pada saat panen raya. Apalagi salak merupakan buah yang mudah rusak sehingga harus cepat diolah. Buah salak segar yang diolah harus berusia 4 bulan atau masih muda. Jika terlalu tua, buah salak menjadi empuk dan tidak manis lagi.  Setoran salak segar diperoleh Sujarwati dari para petani salak di sekitar Turi, Tempel dan sekitarnya. Sujarwati juga bekerjasama dengan beberapa KWT (Kelompok Wanita Tani) Sri Rejeki, KWT Dono Mandiri dan KWT lainnya.

Keuntungan yang diperoleh dengan olahan salak inipun menurut Sujarwati bisa berkali lipat.  Peluang usaha juga masih sangat terbuka lebar apalagi jika menjelang event-event tahunan seperti hari raya, hari natal, serta liburan. Selain dipasarkan langsung, Sujarwati juga membuka toko online dan memenuhi delivery order. Harga olahan salak yang ditawarkan juga bervariasi tergantung jenis olahannya. Untuk satu cup manisan atau asinan dijual seharga Rp3000,- sedangkan untuk ukuran yang lebih besar dengan kemasan kaca botol seharga Rp17.500,-. Dodol salak dan kripik salak dijual seharga Rp15.000,- per pak.
Produk olahan salak dengan nama “Cristal” ini juga telah mengantongi sertifikasi Global GAP sedangkan sertifikasi HACCP belum diperoleh. Pemasaran produk olahan salak tak hanya merambah pasaran domestik namun sudah mencapai Amerika Serikat. Anda tertarik mencicipinya? Hubungi 085868379492***