Selasa 9 Desember pukul 08.00 WIB Kepala Desa Girikerto Turi Sumaryanto di halaman gedung Barak Tempat Evakuasi Akhir memberi arahan kepada Destana yg terdiri Kepala Dukuh , PKK, Karangtaruna dan tokoh masyarakat agar warga waspada dengan meningkatnya status Merapi. Diperintahkan Dukuh segeramengumumkan kepada warga tentang naiknya status gunung Merapi. Warga diminta tidak panik dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Namun demikian warga diharapkan untuk menyiapkan surat-surat dan dokumen penting serta menyiapkan kelengkapan yang diperlukan jika kondisi sewaktu-waktu meningkat dan perlu untuk mengungsi.

Sekitar pukul 10.00 WIB status Merapi meningkat, dan sejumlah mobil tagana kendaraan truck, mobil pickup dan ambulan melaju dengan kencang ke arah utara untuk mengevakuasi pengungsi untuk ungsikan ke Barak Tempat Evakuasi Akhir Desa Girikerto. Sejumlah relawan dan tenaga medis menerima arus pengungsi yang masuk, beberapa korban terluka akibat kepanikan yang terjadi segera mendapat pertolongan. Lansia dan anak-anak secara sigap mendapat perhatian khusus dari relawan. Satu orang dinyatakan hilang, dan setelah beberapa waktu dilakukan pencarian ditemukan dalam keadaan selamat.

Kondisi tersebut merupakan simulasi dari gladi lapang evakuasi korban bencana alam Gunung Merapi yang dilaksanakan berpusat di gedung Barak Tempat Evakuasi Akhir Girikerto Turi. Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman Hj. Yuni Satia Rahayu, Kepala BPBD DIY Gatot Saptadi, Kepala BPBD Sleman Julisetiono, Camat Turi,  Siti Wahyu Purwaningsih dan Muspika, Kepala Desa Pandowoharjo Catur Sarju Miharta, dan Kepala Desa Trimulyo Suharjono H.

Setelah dilakukan gladi lapang, dalam sambutannya Gatot mengingatkan kepada masyarakat bahwa pada jam-jam pertama dalam tanggap darurat masyarakat jangan mengharapkan adanya bantuan dari orang lain. Yang utama dalam tanggap bencanan adalah kesiapan masyarakat itu sendiri dalam menghadapi situasi tanggap darurat. Dengan simulasi yang telah dilakukan seperti hari ini masyarakat dan Tim Destana diharapkan mendapat gambaran sekenario evakuasi  yang harus dilakukan sesuai dengan standart operasional prosedur untuk menghindari korban dalam situasi bencana.

Pada kesempatan tersebut Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu melantik Pengurus Desa Tangguh Bencana (Destana) yang beranggotakan perangkat desa, PKK, Karangtaruna dan tokoh masyarakat Desa Girikerto. Dalam sambutannya Yuni menyampaikan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan gladi lapang. Dari simulasi yang dilakukan terlihat keseriusan dan kesigapan masyarakat yang menunjukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat kebencanaan. Yuni juga meminta masyarakat untuk ikut memelihara jalur-jalur evakuasi, serta meminta pemerintah desa untuk berkoordinasi dengan BPBD Sleman untuk melebarkan akses masuk kendaraan evakuasi ke lapangan sebelah utara gedung Barak Tempat Evakuasi Akhir Desa Girikerto.

Usai pelantikan pengurus Destana Desa Girikerto, dilakukan penandatanganan MOU antara Kepala Desa Girikerto dengan Kepala Desa Pandowoharjo dan Kepala Desa Trimulyo Kecamatan Sleman. MOU berisikan kesepakatan bersama untuk bekerjasama dalam penanganan evakuasi korban bencana. Ketika terjadi kejadian bencana dan dibutuhkan evakuasi lebih lanjut Desa Pandowoharjo dan Trimulyo Kecamatan Sleman siap untuk menampung pengungsi dari Desa Girikerto.  MOU selanjutnya akan ditindak lanjuti dengan perjanjian kerjasama yg memuat program dan kegiatan utk mendukung penanggulangan bencana yang merupakan bagian dari standar operasional prosedur tanggap dadrurat bencana.

Acara ditutup dengan pembukaan selubung papan nama Desa Tangguh Bencana Desa Girikerto oleh Wakil Bupati Sleman.