Berkaca dari pengalaman bencana yang terjadi di tahun – tahun kemaren,   semua elemen masyarakat di Kabupaten Sleman mengerti dan memahami bagaimana menanggulangi bencana dan menjadi tangguh dalam mitigasi dan penanganan bencana. Selain bencana gempa bumi dan erupsi gunung Merapi yang masih mengancam, Sleman sebagai daerah rawan bencana juga harus mewaspadai ancaman bencana yang tanah longsor, dan banjir lahar dingin  yang terjadi di musim penghujan. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Sri Purnomo saat memberi sambutan pada acara Apel Siaga Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman di Halaman Kecamatan Pakem sabtu 25 Oktober 2014.

Apel diikuti beberapa unsur seperti PMI Sleman , Relawan Tril, juga dari Polres Sleman dan beberapa kumunitas relawan. Pada kesempatan tersebut diserahkan pula bantuan berupa Gergaji mesin, Jas Hujan, Sepatu Boot, dan Helm oleh bupati Sleman dan secara simbolis diterima PMI dan Relawan.

Melalui apel siaga musim penghujan ini upaya mitigasi bencana harus dioptimalkan bukan hanya pada masa terjadinya bencana namun juga secara periodik dilakukan seperti halnya simulasi bencana, harap Sri Purnomo.

Sebagai daerah yang memiliki potensi bencana, Kabupaten Sleman sangat membutuhkan peran seluruh elemen masyarakat termasuk PMI dalam menentukan keberhasilan dan bahkan kegagalan dari suatu operasi penyelamatan (search and rescue), pengerahan bantuan penanganan serta penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencana. Pada kesempatan tersebut bupati  menghimbau kepada keluarga besar PMI serta masyarakat dengan Apel Siaga PMI ini,  Sleman dapat lebih optimal untuk bersama-sama masyarakat dan pemerintah mewujudkan community

preparedness atau kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di musim penghujan.***