Camat Berbah, Dra. Tina Hastani, MM melaunching gerakan program ABG (Aku Butuh Gizi) di pendopo kepanjen, Kecamatan Berbah, Rabu 22 Oktober 2014. Launching dihadiri oleh para guru TK, SD, SMP serta perwakilan siswa di lingkungan kecamatan Berbah. Gerakan ABG adalah gerakan untuk mensosialisasikan bahwa anak-anak membutuhkan asupan gizi yang cukup dari makanan dan minuman yang sehat. Program ini dilatarbelakangi oleh komitmen Pemkab Sleman bahwa setiap anak yang lahir harus sehat dan cerdas. Selain itu juga dikarenakan maraknya jajanan sekolah yang tidak sehat dan kaum ibu pekerja yang tidak bisa menyiapkan bekal sehat bagi anakna. Gerakan ABG tersebut  menurut Camat Berbah dimaksudkan untuk  menanamkan kepada anak mengenai arti pentingnya gizi  bagi kesehatan tubuhnya serta mengurangi resiko anak mengkonsumsi jajanan sekolah yang kurang sehat. Selain itu dengan berbagai makanan yang berbahan dasar lokal mampu memanfaatkan pekarangan dengan tanaman yang bermanfaat dan bisa dikonsumsi anak.

Launching ABG juga diisi dengan penyuluhan mengenai gizi dari ahli gizi Puskesmas Berbah, Gandung. Menurut Bapak Gandung, sebaiknya sekolah-sekolah membuat kantin yang menjual jajanan sehat. Apabila kantin sekolah tidak ada, hal tersebut dama saja dengan membiarkan anak-anak jajan sembarangan dan hal tersebut berarti membiarkan anak-anak teracuni dengan makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.

Setelah penyuluhan, diperagakan demo memasak puding daun pepaya oleh anak-anak SD Klodangan yang diasuh oleh Ny. Ratna Prawira dari KWT Seruni yang pernah memenangkan penghargaan adhikarya pangan nusantara serta produk inovatif award. Selain itu juga ditampilkan hasil masakan dari siswa SD Klodangan berupa kolak wortel, kolak daun singkong, nugget tahu, puding bayam merah dan puding bayam hijau yang kesemuanya tanpa menggunakan bahan tepung terigu.  KWT Seruni juga bersedia untuk diundang sebagai narasumber jika sekolah-sekolah menginginkan ekstrakurikuler memasak makanan sehat. Bahkan Bu Ratna Prawira selaku ketua KWT Seruni juga bersedia menerima pesanan snack untuk rapat, karena Bu Ratna menyayangkan jika selama ini dalam rapat-rapat atau pertemuan selalu tersaji snack olahan toko-toko roti yang bahan bakunya adalah terigu (bukan bahan lokal). Menurut hemat Ratna, jika masyarakat banyak menggunakan bahan pangan lokal maka akan sangat membantu kesejahteraan petani lokal pula.  Pemkab Sleman-pun juga telah lama mengeluarkan surat edaran mengenai himbauan menggunakan produk yang berbahan dasar pangan lokal. ***