Sebanyak 740 pendaftar CPNS memperebutkan 39 formasi Guru dan penyuluh Keeliuarga Berencana kabupaten Sleman, dari 39 formasi tersebut 2 diantaranya untuk formasi Penyuluh KB dan selebihnya formasi guru kelas. Hingga perbandingan kebutuhan dan perndaftar sangat jomplang , artinya perbandingan tenaga yang dibutuhkan jauh. Untuk tenaga guru jumlah yang dibuthkan 37 dan pendaftarnya ada 470 hingga perbandingannya 1 banding hampir 13, sedang tenaga penyuluh KB pendaftar 270 yang dibutuhkan hanya 2 hingga perbandingannnya 1 banding 135. Jadi persaingan untuk menjadi CPNS di kabupaten slemaan sangat berat.Hal tersebut disampaikan bupati sleman Drs. Sri Purnomo saat memantau pelaksanaan tes CPNS dengan sistim CAT ( Computer Assisted Test) di BKN Kamis 2 Oktober 2014. Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk bisa diterima menjadi CPNS di kabupaten sleman memang sangat berat dibutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi mengingat persaingannya sangat ketat.
Disampaikan pula bahwa pendaftar CPNS di kabupaten sleman bukan hanya dari warga Sleman sajaan, tetapi banyak dari luar slmaan juga seperti dari Klaten, Bantul, Magelang, bahkan ada yang dari Bandung. Sayangnya saat pelaksanaan test sesi pertama ada salah satu pendaftar yang terlambat masuk, hingga panitia tidak memperbolehkan masuk mengikuti test , itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ikut mendampingi bupati sleman pada kesempatan tersebut antara lain Sekda Sleman dr. Sunartono,M.Kes, Asekda bidang Pemerintahan Sunaryo, SH,Mkn, Asekda bidang Pembangunan Dra. Suyamsih, juga Asekda bidang Adminsitrasi R. Djoko Handoyo, SH. Termasuk Kabag Humas Dra. Endah SW, MPA.
Yang jelas tambah Sri Purnomo bahwa untuk mencadi CPNS di kabupaten sleman dibutuhkan intelektual yang tinggi, dan dalam pelaksanaan test tersebut langsung bisa diketahui berapa nilai yang diperoleh masing-masing peserta test, hingga untuk merekayasa tidak mungkin bisa karena semuanya sistem komputerisasi. Kepada peserta test bupati minta untuk sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal, termasuk agar tidak terlambat, mengingat perjalanan dari rumah sampai tempat test sulit diprediksi karena kepadatan lalu lintas di jalan yang sulit diprediksi. Saat melakukan pantauan bupati sempat berdialog dengan peserta, yang ternyata jumlah peserta test lebih banyak dari luar sleman daan mayoritas perempuan, dari sejumlah 740 peserta tersebut 569 diantaranya perempuan dan sisanya laki-laki.
Sementara untuk hari pertama pelaksanaan test yaitu Kamis 2 Oktober 2014 akan dilakukan untuk 5 shif/angkatan dan hari Jumat 3 Oktober 3 shif, yang dimulai jam 08.00 Wib. Sedang saat pelaksanaan test hari Kamis berjalan lancar tidak ada kendala, hanya saja sayangnya ada satu peserta yang terlambat, akhirnya tidak bisa masu pada shif pertama.
Sedangkan Kepala BKN wilayah I Yogyakarta Dr. Purwanto menambahkan bahwa peserta yang terlambat datang tidak diperkenankan masuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sayang sekali padaa shif pertama adaa calon peserta karena kecelakaan dan samapi padaa BKN Yogyakarta sudah terlambat hingga tidak bisa mengikuti test