Sep
18
Siswa Dituntut Peroleh Materi Pendukung dengan Scientific Discovery Learning
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Arif Haryono, SH mengatakan bahwa sekolah dasar di seluruh Sleman telah 100% menerima distribusi buku ajar untuk kurikulum 2013 yang diterapkan pada tahun ajaran 2014/2015 ini. Sedangkan untuk tingkat SMP selain 6 SMP yang dijadikan pilot project pada tahun 2013 yang lalu, belum satupun SMP yang menerima distribusi buku ajar kurikulum baru. Pendanaan untuk pengadaan buku ajar tersebut melalui 5% dana BOS dan dana Bansos. Sementara untuk tingkat SMA/SMK distribusi baru mencapai 35% dari sejumlah 42 SMA dan 55 SMK. Diakui oleh Arif Haryono bahwa kendala distribusi tersebut menjadikan proses pembelajaran menjadi terhambat. Untuk mengantisipasi permasalahan belajar mengajar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan surat edaran untuk kabupaten dan kota, agar sekolah yang belum menerima buku ajar diminta untuk mem-fotokopi dari CD yang dibagikan. Pemfotokopian tersebut sesuai dengan kebutuhan saja, misal dalam jangka waktu untuk keperluan pelajaran dalam 2 minggu kedepan, tidak perlu seluruhnya difotokopi. Penggandaan materi tersebut menggunakan dana BOS.
Dari materi Kurikulum 2013, untuk jenjang SMA/SMK para siswa dituntut untuk menemukan sendiri materi-materi pendukung pembelajarannya dengan metode scientific discovery learning, yang salah satu media untuk mencari referensi materi dapat menggunakan internet. Untuk sekolah dasar, karena proses pembelajarannya berbeda yaitu dengan menggunakan metode tematik maka penilaiannya adalah authentic assesment, dengan cara deskriptif naratif. Sedangkan untuk buku pendamping, Arif Haryono menjelaskan bahwa sekolah dapat menggunakan buku yang konten materinya telah disahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Terkait dengan jaringan internet untuk kemudahan akses internet, Kabid Kominfo, Eka Surya P, mengatakan bahwa seluruh kecamatan di Sleman telah memiliki hotspot, sedangkan untuk desa sudah mencapai 50 desa. Diharapkan tahun 2015, seluruh desa di Sleman ditargetkan dapat memiliki jaringan internet. Sedangkan untuk ruang publik sudah tersedia jaringan internet di stadion Maguwoharjo, Lapangan Denggung, MGM dan Taman Kuliner Condongcatur. Bagi siswa yang berdomisili di seputar tempat-tempat tersebut dapat memanfaatkan fasilitas yang ada.
Lebih lanjut Eka menjelaskan bahwa kesulitan mengunduh materi ajar pada website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih disebabkan oleh tingginya traffic pada server kementerian. Untuk mengatasi lambatnya proses mengunduh materi, Pemkab Sleman akan memfasilitasinya dengan mengunggahnya di website www.slemankab.go.id dengan menggunakan lokal server. Menurut Eka, pengunduhan materi ajar tersebut dapat dilakukan mulai bulan Oktober 2014. Ditambahkan oleh Arif Haryono, untuk memberikan kemudahan akses internet di sekolah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sleman akan berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk menyediakan kapasitas jaringan internet yang lebih sebagai pendukung proses belajar mengajar di sekolah.