Untuk menjaga kelestarian budaya lokal, khususnya kethoprak, Dinas Budpar Sleman menyelenggarakan Festival Kethoprak yang diikuti oleh 17 kecamatan Se Kabupaten Sleman. Pembukaan telah dilaksanakan oleh Bupati Sleman dan  berlangsung dari tanggal 10 hingga 18 September 2014 di lapangan Parkir Denggung Sleman. Tiap malam dipentaskan 2 grup dan masing-masing menampilkan pentas selama 1 jam. Adapun jadwal pementasa untuk tanggal 10 hari pertama Moyudan dan Prambanan, hari kedua Minggir dan Seyegan, hari ketiga Cangkringan dan Kalasan, hari ke empat Sleman dan Pakem, hari ke lima Ngaglik dan Gamping, hari ke enam Godean dan Turi, hari ke tujuh Ngemplak dan Berbah, hari ke delapan Tempel dan Mlati dan terakhir Depok.

Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI. dalam sambutan pada pembukaan festival mengatakan melalui festival kethoprak ini, masyarakat Sleman, terutama dikalangan generasi mudanya akan semakin merasa “handarbeni” dan bangga terhadap budaya sendiri. Mengingat selama ini generasi muda kita lebih mengenal budaya-budaya kontemporer yang sebagian besar merupakan produk budaya asing. Melalui festival kethoprak ini para seniman kethoprak di kecamatan dituntut untuk menunjukkan dan mengembangkan kreativitasnya, sehingga kethoprak yang disajikannya mampu menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya. Diharapkan melalui festival kethoprak ini muncul bibit-bibit seniman kethoprak baru untuk menghindari terputusnya regenerasi seniman kethoprak di Sleman. Kecamatan sebagai pusat perkembangan dan pelestarian budaya merupakan upaya yang harus terus menerus dilakukan secara berkesinambungan mengingat upaya tersebut juga merupakan dukungan terhadap keistimewaan Yogyakarta.

Untuk menjaga kelestarian budaya lokal, khususnya kethoprak, Dinas Budpar Sleman menyelenggarakan Festival Kethoprak yang diikuti oleh 17 kecamatan Se Kabupaten Sleman. Pembukaan telah dilaksanakan oleh Bupati Sleman dan akan berlangsung dari tanggal 10 hingga 18 September 2014 di lapangan Parkir Denggung Sleman. Tiap malam dipentaskan 2 grup dan masing-masing menampilkan pentas selama 1 jam. Adapun jadwal pementasa untuk tanggal 10 hari pertama Moyudan dan Prambanan, hari kedua Minggir dan Seyegan, hari ketiga Cangkringan dan Kalasan, hari ke empat Sleman dan Pakem, hari ke lima Ngaglik dan Gamping, hari ke enam Godean dan Turi, hari ke tujuh Ngemplak dan Berbah, hari ke delapan Tempel dan Mlati dan terakhir Depok. Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, Msi. dalam sambutan pada pembukaan festival mengatakan melalui festival kethoprak ini, masyarakat Sleman, terutama dikalangan generasi mudanya akan semakin merasa “handarbeni” dan bangga terhadap budaya sendiri. Mengingat selama ini generasi muda kita lebih mengenal buaya-budaya kontemporer yang sebagian besar merupakan produk budaya asing. Melalui festival kethoprak ini para seniman kethoprak di kecamatan dituntut untuk menunjukkan dan mengembangkan kreativitasnya, sehingga kethoprak yang disajikannya mampu menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya. Diharapkan melalui festival kethoprak ini muncul bibit-bibit seniman kethoprak baru untuk menghindari terputusnya regenerasi seniman kethoprak di Sleman. Kecamatan sebagai pusat perkembangan dan pelestarian budaya merupakan upaya yang harus terus menerus dilakukan secara berkesinambungan mengingat upaya tersebut juga merupakan dukungan terhadap keistimewaan Yogyakarta.