Mei
8
Desa Wisata Tanjung, Juara I Lomba Desa Wisata Tingkat DIY
Dinas Pariwisata DIY menyerahkan penghargaan Lomba Desa Wisata tingkat DIY, Kamis, 8 Mei 2014 di desa Wisata Tanjung Donoharjo Ngaglik Sleman. Penghargaan diserahkan kepada desa wisata yang telah dievaluasi beberapa waktu yang lalu, yakni untuk Juara I Desa Wisata Tanjung Donoharjo Ngaglik Sleman, Juara II Desa Wisata Kalisuci Gunung Kidul, Juara III Desa Wisata Wukirsari Bantul, Juara Harapan I Desa Wisata Grogol, Juara Harapan II Desa Wisata Banjaretno Kulon Progo dan Juara Harapan III Desa Wisata Wuwung Kulon Progo. Sebelum penyerahan penghargaan juga dipentaskan tari thek Bung dari desa Wisata Tanjung yang menampilkan tari lilin, tari kendi dan tari tayub yang mengajak tamu ikut menari.
Dalam kesempatan ini, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata DIY Heru Darmawanta, MP, mengatakan Pemerintah DIY mempunyai 3 pilar yakni pariwisata, kebudayaan dan pendidikanberkomitmen bagaimana pariwisata bisa dinikmati masyarakat dengan jalan menjadikan desa wisata untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola pariwisata perlu bersinergi beberapa pihak pemerintah, industri, masyarakat, perguruan tinggi,perbankan dan pers. Karena di bidang pariwista tidak mungkin berjalan sendiri tapi butuh dukungan sektor lain. Kalau kita akan mengembangkan sebuah destinasi pariwisata harus memiliki daya tarik wisata, event, fasilitas, pelayanan, dan yang dijual adalah paket.
Semantara itu Staf Ahli Bupati bidang kemasyarakatan yang juga hadir bersama Kepala Dinas Pariwisata Sleman dalam kesempatan ini mengatakan pariwisata itu dimulai dari internal desa itu sendiri bisa menarik wisatawan dari luar. Selanjutnya juga perlu penanganan yang profesional karena saat ini banyak sekali bermunculan desa wisata yang tentu memiliki strategi selain dengan adanya potensi alam yang sudah mendukung.
Acara penyerahan penghargaan ini menghadirkan pengelola desa wisata di wilayah Sleman, maupun pengelola desa wisata di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota se DIY dan di adakan di joglo desa wisata Tanjung. Joglo ini merupakan salah satu rumah tradisional yang dibangun oleh Mangundimejo. Rumah ini telah berusia ratusan tahun, meskipun sudah beberapa kali mengalami renovasi tetapi tetap tidak merubah bentuk aslinya. Masih ada beberapa tinggalan yang masih asli, antara lain sentong, gandok kiwo-tengen, gebyok. Bangunan berukuran 9 X 10 meter ini menggunakan rangka dari kayu nangka. Pada masa penjajahan Belanda rumah ini pernah digunakan sebagai rumah sakit darurat, sedangkan sekarang digunakan sebagai pusat lokasi kegiatan desa wisata Tanjung. Pada tahun 2004 Joglo Tanjung memperoleh penghargaan sebagai warisan budaya dari Propinsi DIY.