Perkembangan wilayah Kabupaten Sleman mengarah pada perkotaan, namun potensi pertanian di Sleman masih cukup tinggi meskipun struktur perekonomian Sleman telah mengarah pada sektor tersier, namun sektor primer yakni pertanian masih menjadi andalan kontributor PDRB kabupaten Sleman dan sumber pendapatan dari 15,03% masyarakat Sleman. Prioritas revitalisasi pertanian dan kehutanan ditujukan untuk pemantapan ketahanan pangan masyarakat, karena  kemakmuran suatu daerah hanya dapat dicapai jika masyarakat mampu berswasembada pangan. Oleh karena itu revitalisasi pertanian dan kehutanan diupayakan dengan peningkatan produktivitas, kualitas hasil pertanian dan pengembangan distribusi, yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal tersebut disampaikan bupati sleman Drs. Sri Purnomo saat panen perdana Cacing Sutera dan pertemuan tiga bulanan bidang perikanan Kabupaten sleman di Gancahan Sidomulyo Godaen Kamis 27 Maret 2014. Lebih lanjut disampaikan Bupati Sleman bahwa keberhasilan di bidang pertanian tersebut berkat kesadaran masyarakat yang terus meningkat untuk  menggunakan sistem  dan teknologi budidaya yang baik. Bahkan kali ini Asosiasi Cacing Sutera Yogyakarta di Gancahan telah berhasil melakukan panen perdana hasil budidayanya. Pada kesempatan tersebut bupati berharap akan semakin banyak kelompok budidaya cacing sutera yang berkembang di Kabupaten Sleman mengingat potensinya yang cukup menguntungkan.
Disampaikan pula bahwa di DIY masih terjadi defisit produksi perikanan yang cukup besar. Kebutuhan akan ikan yang cukup tinggi, namun tidak diiringi dengan tingkat produksi ikan yang memadai. Kebutuhan akan ikan per tahunnya di DIY,  mencapai kurang lebih 90 ribu ton, sementara produksi ikan per tahunnya baru mencapai kurang lebih 70 ribu ton. Jadi, di DIY mengalami defisit produksi perikanan sebesar kurang lebih 20 ribu ton per tahunnya. Lebih dari 30 % konsumsi ikan DIY harus didatangkan dari luar DIY melihat potensi usaha budidaya perikanan yang besar ini, harus dapat direspon oleh masyarakat perikanan Sleman. Saya berharap para petani ikan dapat menangkap peluang, sekaligus dapat berdaya dan berjaya dalam persaingan usaha perikanan. Dewasa ini budidaya ikan semakin berkembang, kebutuhan akan pakan menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian serius dari akuakulturis yang bergerak di bidang ini. Salah satu pakan yang menjadi kebutuhan bagi kegiatan budidaya adalah pakan alami dan yang paling banyak digunakan maupun diperjual belikan adalah cacing sutera.
Menilik potensi perikanan yang begitu besar, tentunya juga memberikan dampak positif bagi usaha budidaya pakan ikan termasuk diantaranya budidaya cacing sutera. Perlu diketahui bahwa permintaan cacing sutera sangat tinggi, terlebih pada musim penghujan harga cacing sutera melonjak dua kali lipat dikarenakan ekosistem cacing sutera di saluran air  hilang akibat tersapu air. Pada kesempatan tersebut bupati menghimbau para petani ikan untuk dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan di luar keahlian dalam budidaya perikanan. Melalui budidaya cacing sutera saya yakin dapat meningkatkan pendapatan para petani guna memajukan kesejahteraan. Para petani harus memiliki orientasi pasar dalam usaha budidaya perikanan.
Terlebih lagi produksi perikanan menunjukkan peningkatan. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2013 yang  terdiri dari hasil perikanan kolam, mina padi, karamba dan perairan umum sebesar 25.886,79 ton meningkat 20,28% produksi ikan hias sebanyak 14.647.600 ekor meningkat sebesar 9,61%, dan produksi benih ikan sebanyak 947.330.900 ekor meningkat sebesar 6,11%. Peningkatan produktifitas perikanan tersebut  terjadi karena peningkatan produktifitas kolam, meningkatnya jumlah kelompok pembudidaya sebesar 11,04% menjadi 530 kelompok, serta meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pembudidayaan ikan. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, yang mulai bergeser pada konsumsi makanan non kolesterol. Untuk mengoptimalkan pengembangan budidaya perikanan, pembinaan petani ikan di Sleman dilakukan dengan sistem kelompok.  Dengan sistem tersebut maka pelaksanaan transfer  pengetahunan dan transfer teknologi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Selain itu  untuk memajukan potensi perikanan, Pemkab memberikan bantuan dana penguatan modal. Pada tahun 2013 yang lalu telah digulirkan dana sebesar Rp. 4,5 M dari APBD Sleman meningkat 2,77% dari tahun 2012.
Sedangkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa dengan tingginya harga pakan ikan petani jangan tergantung pada pakan hasil pabrikan, diharapkan petani mampu membuat pakan tentu dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang terjangkau. Kalau petani mampu membuat/memproduksi pakan ikan sendiri pengeluaran dapat lebih ditekan. Lebih lanjut disampaikan bahwa kalau permintaan pakan lebih besar tentunya harganya bisa lebih murah, bukan malah harganya dinaikan. Sementara itu dengan adanya asosiasi Cacing Sutera Yogyakarta diharapkan kebutuhan pakan untuk benih ikan lele dan Gurami dapat terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan cacing sutera sebagai pakan benih lele dan Gurami maka diharapkan perkembangan perikanan di DIY akan lebaih baik lagi. Menyinggung dana hibah Gubernur menyampaikan bahwa hibah hanya diberikan sekali, kalau kelompok membutuhkan modal sebagai usaha pengembangan tentunya harus membentuk koperasi untuk kegiatan usaha penambahan modal. Diharapkan pula petani atau kelompok harus mampu menaangkap peluang usaha bisnis yang menguntungkan. Pada kesempatan tersebut Gubernur DIY menyempatkan diri menyaksikan panen Cacing Sutera perdana dan hasil panen tersebut secara simbolis diserahkan kepada  kelompok budidaya ikan se DIY.
Sementara itu Suhardi mewakili ketua Asosiasi Cacing Sutera Yogyakarta melaporkan bahwa lahan untuk budidaya cacing Sutera tersebut menempati lahan seluas 1 Ha dan sudah terisi 60%. Keuntungan atau hasil yang diperoleh dari budidaya cacing sutera ini sangat besar, sebagai contoh dengan lahan yang hanya 300 m² mampu menghasilkan cacing Sutera 4-7 liter, untuk  itulah dengan lahan seluas 1 ha tersebut diharapkan akan mampu menambah suplay kebutuhan pakan benih lele dan Gurami di DIY. Padahal kebutuhan cacing Sutera di DIY masih kurang banyak hingga peluang untuk pengembangan cacing Sutera masih terbuka lebar. Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Kepala Direktorat Perbenihan Kementarin Kalutan dan Perikanan RI Sri Wuryaningsih, Ketua DPRD Sleman Koeswanto, SIP, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Andung Prihadi Santoso,M.Kes, Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan kabupaten Sleman Ir. Suparmono, MM.