Kita harus menyadari, bahwa Kabupaten Sleman merupakan daerah yang diberi anugerah Tuhan dengan berbagai potensi yang dimiliki. Namun, di balik itu, dari komposisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis, Kabupaten Sleman menyimpan potensi bencana yang diakibatkan faktor alam maupun non alam. Terlebih lagi pada tanggal 23 Desember tahun 2013 yang lalu di desa Wukirharjo ini telah terjadi bencana alam tanah longsor yang menyebabkan kerusakan talud jalan padukuhan. Pada bulan januari ini yang juga merupakan musim penghujan, wilayah Sleman sering diterpa angin puting beliung dan juga bencana tanah longsor. Terlebih lagi wilayah Wukirharjo ini memiliki wilayah yang berbukit-bukit dan rawan terhadap bencana tanah longsor. Kondisi ini, harus menjadi bagian dari kesiapsiagaan masyarakat dalam mitigasi bencana. Kita semua berharap, bencana tidak lagi terjadi. Namun jika terjadi lagi, kita harus lebih siap dan melakukan upaya mitigasi yang lebih baik lagi, sehingga jatuhnya korban baik jiwa maupun materi dapat lebih di minimalisir.Hal tersebut disampaikan bupati sleman Drs. Sri Purnomo saat penyerahan bantuan penanganan pasca bencana alam tanah longsor di Wukirharjo Prambanan Selasa 7 Januari 2013.

Lebih lanjut disampaikan bahwa pada bulan Oktober yang lalu masyarakat Desa Wukirharjo telah melakukan simulasi penanganan bencana tanah longsor, simulasi tersebut adalah bentuk pemberdayaan masyarakat terhadap penanggulangan bencana. Terlebih lagi Desa Wukirharjo ini sudah dideklarasikan sebagai desa siaga bencana. Desa siaga bencana ini bukan slogan semata namun warga desa tersebut yang berdomisili di suatu daerah yang dianggap rawan terhadap bencana, agar masyarakatnya memahami dan dapat meminimalisasi serta mengantisipasi dampak bencana tersebut sejak dini. Setiap Desa Siaga Bencana diperkuat dengan lumbung sosial yaitu kelengkapan kebutuhan dasar seperti lauk pauk, kebutuhan perempuan dan anak, dan kebutuhan dasar lainnya. Warga di daerah Desa Siaga Bencana harus siap menghadapi berbagai bencana alam di daerahnya karena mereka juga dilatih bagaimana untuk menyelamatkan diri. Oleh karena itu bupati berharap agar mitigasi bencana dapat menjadi local wisdom masyarakat Wukirharjo pada khususnya dan masyarakat Sleman pada umumnya.

Disampaikan pula bahwa pemberian bantuan tersebut diharapkan tidak dilihat dari nilai nominalnya namun hal ini merupakan wujud kepedulian Pemkab Sleman dalam penanganan pasca bencana alam tanah longsor yang terjadi di Desa Wukirharjo ini. Bupati berharap bantuan ini dapat digunakan secara maksimal dalam membantu para warga dalam memperbaiki akses jalan dan talud padukuhan Klumprit 2 ini kembali. Mengingat pentingnya akses jalan dan talud tersebut, bupati juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar dalam melakukan perbaikan jalan padukuhan dan talud ini dengan bersama-sama dan bergotong royong. Sehingga jalan padukuhan dan talud tersebut dapat segera selesai dan berfungsi sebagaimana mestinya. Diharapkan pula kepada masyarakat yang menjadi korban bencana tanah longsor ini, agar tidak larut dalam kesedihan karena semua yang telah terjadi adalah atas kehendak-Nya. Yang dapat kita lakukan saat ini adalah menjaga lingkungan sekitar rumah dengan melakukan penghijauan disekitar lereng perbukitan, membuat drainase, dan juga menjaga kelestarian hutan yang ada disekitar kita.

Tanah longsor yang ditinjau bupati sleman di padukuhan Klumprit I tersebut sepanjang 10 meter dengan ketianggian 8 meter. Menurut tokoh masyarakat Giyanto bahwo terjadinya tanah longsor tersebut pada tanggal 23 Desember 2013 jam 15.00 saat turun hujan dan tidak menimbulkan korban jiwa. Sedang longsor berikutnya terjadi tanggal 27 Desember 2013 jam 07.00 saat kondisi tidak hujan, berikutnya longsor lagi tanggal 28 Desember 2013 jam 15.00 dan terakir longsor tanggal 30 Desember 2013, hingga gotong royong untuk sementara dihentikan menunggu bantuan.

Pada kesempatan tersebut diserahkan bantuan Semen dan Material senilai Rp. 7.767.620,-, bantuan untuk rumah rusak ringan senilai Rp. 500.000,- serta paket sembako dan lauk pauk sebanyak 20 paket. Semen dan material diterimakan kepada kepala desa Wukirharjo, paket sembako kepada ketua Rt setempat dan bantuan rumah rusak ringan kepada Sukarno. Bantuan diserahkan oleh bupati sleman Drs. Sri Purnomo.Disamping peninjauan dan penyerahan bantuan di klumprit I bupati sleman juga menyempatkan diri meninjau tebing yang retak di padukuhan Watu Kangsi, tebing batu dengan ketinggian 200 meter tersebut dikawatirkan kalau longsor sangat membahayakan mengingat dibawahnya adaa pemukiman warga sebanyak 15 KK, terdiri 43 jiwa dengan 3 lansia dan 3 balita. Pada kesempatan tersebut bupati minta agar warga selalu waspada bila sewaktu waktu terjadi hujan dengan itensitas tinggi. Selanjutnya bupati juga meninjau sumur pompa bawah tanah di padukuhan Dayakan, yang mampu mensuplay air minur di Desa Wukirharjo, Gayamharjo dan Sumberharjo dan sebagian wilayah piyungan dengan jumlah lebih dari 1.000 KK.