Sleman, 25 Oktober 2013, bertempat di lapangan Denggung Sleman, diadakan peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia (global hand washing day).  Kegiatan tersebut dihadiri oleh ratusan siswa-siswi sekolah dasar dari 97 Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Sleman, kader Posyandu dari 23 Desa yang ada di Kabupaten Sleman, dan juga Bupati Sleman Sri Purnomo beserta jajaran Pemerintah Kabupaten Sleman.

Dalam laporannya, Marketing Manager Skin Cleansing PT.Unilever Indonesia TBK, menyampaikan bahwa anak-anak adalah penerus bangsa yang sangat penting perannya dalam menciptakan Indonesia yang lebih baik di masa depan.  Hal tersebut yang menyebabkan PT.Unilever Indonesia TBK membentuk kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dimulai sejak dini.  Salah satunya dengan mengedukasi siswa SD dengan melakukan kegiatan Gerakan 21 Hari (G21H) untuk membentuk kebiasaan CTPS di lima saat penting yaitu,  sebelum makan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan malam,  setelah dari toilet dan saat mandi.  Kebiasaan ini terbukti mampu membantu menurunkan rata-rata tingkat absensi di sekolah menjadi 5-10%.  Jika dihitung dalam setahun, kebiasaan CTPS di lima saat penting telah membuat 4,7 juta hari sekolah tidak terbuang sia-sia.

Dalam sambutannya Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyampaikan bahwa Kebersihan diri atau personal hygiene dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.  Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.  Untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul, diperlukan niat dan upaya konkrit dalam menerapkan pola hidup sehat, baik di rumah maupun di sekolah yang dimulai dari kebersihan diri. Guru, karyawan maupun murid di sekolah, dituntut untuk bisa menciptakan dan menjaga sekolah yang memiliki lingkungan dan sanitasi bersih, sehat dan nyaman.   Sesuai dengan indikator MDGs khususnya pada tujuan ke 7 tentang pelestarian lingkungan hidup, telah ditetapkan indikator proporsi penduduk yang mengakses sarana sanitasi yang layak. Berdasarkan monitoring sarana kesehatan, saat ini cakupan kepala keluarga yang menggunakan jamban keluarga sampai dengan tahun 2012 yaitu 75,14% dari 305.543 KK. Sedangkan cakupan KK yang telah menggunakan sarana air bersih sebesar 95,14% atau sebanyak 290.698 KK.