Salah satu upaya untuk mengurangi jumlah kematian ibu melahirkan yaitu GSI (Gerakan Sayang Ibu), yakni sebuah program yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan. Melalui berbagai kegiatan masyarakat diarahkan  untuk memahami secara baik semua sebab kematian ibu dan bayi, baik yang bersifat medis atau sosial seperti rendahnya perhatian masyarakat (suami/laki-laki) terhadap persoalan yang dihadapi ibu hamil. Hal itu disampaikan Camat Turi Endang Widowati, SH Selaku Ketua Satgas GSI Kecamatan Turi dalam penerimaan tim Evaluasi  Kecamatan Sayang Ibu Tingkat DIY di Balai Desa Donokerto Turi, Senin, 16 September 2013.

Tim dipimpin oleh Kepala BPPM DIY Dra. Kristian Swasti, MSI, dengan melibatkan instansi terkait DIY yakni Dinas Kesehatan, BKKBN, Kemenag, PKK, IBI, PMI, DIKPORA, dan Dinas Sosial. Tim diterima oleh Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, SS. M.Hum, Ketua PKK Sleman, Kepala BPP3M Sleman Camat Turi, dan pejabat lainnya. Kedatangan tim disambut dengan penampilan drumband Siswa TK dan senam lansia ibu-ibu Desa Donokerto. Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan Balon dengan spanduk GSI sebagai simbol melambungnya kegiatan GSI di Kecamatan Turi.

Sementara itu camat Turi juga melaporkan bahwa penduduk Turi mencapai 37.238 jiwa dan telah terlayani dengan pelayanan sarana kesehatan yang relatif terjangkau. Keterjangkauan terhadap pelayanan kesehatan merupakan faktor yang cukup berpengaruh terhadap kesehatan ibu. Semakin dekat jarak dan semakin banyak jumlah sarana kesehatan akan meminimalisir Angka Kematian Ibu. Semua desa di Kecamatan Turi memiliki semangat yang sama untuk mendukung program gerakan sayang ibu, indikator keberhasilan program GSI adalah dengan nihilnya angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan sejak beberapa tahun terakhir.

Dikemukanan oleh Camat Turi tentang komitmen yang dilaksanakan di Kecamatan Turi yakni pemotretan pada ibu hamil yang dilaksanakan oleh masing-masing bidan desa, kemudian foto ditempelkan di profil/data ibu hamil dan dipasang di rumah si ibu hamil untuk memudahkan dalam pemantauan pada ibu hamil. Juga dilaksanakan relaksasi aroma therapi pada ibu hamil dan ibu nifas yang mempunyai masalah, dan penanaman pohon katu ditempat ibu hamil setelah usia 5 bulan yang dapat dimanfaatkan untuk melancarkan ASI. Dan telah ditandatangani bersama komitmen untuk mendukung dan menggalakkan gerakan sayang ibu untuk peningkatan kualitas hidup perempuan.

Sementara itu Wakil Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan kaum ibu adalah salah satu sasaran program peningkatan kesehatan karena kaum ibu menjadi indikator derajat kesehatan. Seorang ibu memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas kesehatan keluarganya terutama kesehatan generasi yang dilahirkannya. Jika seorang ibu sehat, terpenuhi asupan gizinya, dan memiliki pengetahuan yang cukup dalam pengasuhan anak dan kesehatan maka diharapkan akan melahirkan generasi yang sehat dan cerdas pula.  Ibu juga memiliki peran yang dominan dalam hal mendidik para generasinya. Seorang anak dapat tumbuh dan berprestasi dengan bantuan orangtuanya khususnya kaum ibu yang kesehariannya adalah orang terdekat melalui peran dan motivasinya. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih keras dalam memberikan pemahaman bahwa kaum ibu merupakan kunci keberhasilan sebuah keluarga yang berkualitas seperti yang sering didengungkan bahwa ibu adalah tempat pendidikan seorang anak yang utama dan pertama.

Ditambahkan lebih lanjut oleh Wabup  pemkab Sleman juga semakin menggiatkan kembali program KB karena kondisi pada tahun ini terdapat kecenderungan jumlah jiwa dalam keluarga yang meningkat yaitu 3,7 jiwa dalam satu keluarga. Sasaran program KB tak hanya pada kaum ibu namun juga pada kaum pria. Selain itu untuk lebih memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada kaum remaja mengenai kesehatannya, di 17 kecamatan di Sleman juga telah terdapat Forum Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR).

Di seluruh Puskesmas juga terdapat psikolog bagi masyarakat yang memerlukan konseling kesehatannya. Pemkab Sementara bagi ibu hamil, Pemkab Sleman memberikan bantuan susu dan vitamin untuk kesehatan kehamilan. Monitoring kesehatan masyarakat juga dilakukan pada institusi terkecil di masyarakat yaitu melalui dasawisma. Keberadaan program keluarga berencana juga diharapkan mampu mendukung banyak anak-anak sekolah khusus­nya perempuan untuk tetap bersekolah, mengurangi kematian ibu dan memiliki kapasitas untuk terentaskan dari kemiskinan.  Disampaikan pula bahwa saat ini kondisi kesehatan di Kabupaten Sleman menunjukkan bahwa angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup yaitu 5,22 yang merupakan angka yang lebih baik dibandingkan dengan angka provinsi sebesar 16 dan angka nasional sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2012 jumlah ibu melahirkan meninggal sebanyak 12 orang (jika diproyeksikan dengan angka kematian per 100.000 ibu melahirkan sebesar 81,88). Sedangkan persentase gizi buruk balita  sebesar 0,45% masih lebih baik dibanding provinsi sebesar 0,68% dan nasional sebesar 4,9%.

Kondisi derajat kesehatan di Sleman tersebut didukung oleh keberadaan 25 Puskesmas yang 20 diantaranya telah terstandarisasi ISO, 71 puskesmas pembantu, 1.494 posyandu, 23 rumah bersalin serta didukung oleh 234 bidan dan 69 bidan praktek. Selain rumah sakit umum daerah, pelayanan kesehatan bagi masyarakat Sleman juga diberikan oleh rumah sakit-rumah sakit swasta besar di Sleman.