Festival Asia Tri merupakan sebuah festival seni pertunjukan keliling yang diprakarsai oleh seniman seniman tiga negara yaitu Korea, Jepang dan Indonesia (Yogyakarta). Pemrakarsa festival tahunan tersebut yaitu Yang Hye Jin dari Korea, Soga Masaru dari Jepang, dan Bimo Wiwohatmo serta Bambang Paningron dari Indonesia (Jogja). Festival diagendakan tanggal 23-25 September 2013 di Musium  Seni dan Budaya Jawa Ullen Sentalu, Kaliurang. Hal tersebut disampaikan BPPS saat melakukan audiensi dengan bupati Sleman, yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Asekda bidang Pembangunan Dra. Suyamsih , Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ir. AA. Ayu Laksmi Dewi. Dari BPPS hadir  Jono Lesmana, Bambang  Paningron, KRT. Thomas Haryono, dan Puji Kuswanda.

Baik Jono Lesmana maupun Bambang Paningron pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Festival Asi Tri yang sudah berlangsung ke 8 kali tahun 2013 tersebut akan diikuti berbagai seniman dari berbagai negara antara lain Indonesia sendiri, Jepang, Korea, Tahiland, Canada, Spanyol, juga dari Asia Meet Asia ( Hongkong, India, Korea, Japan dan China). Mereka akan menampilkan berbagai kesenian dari negara masing-masing, antara lain tari, musik, performance art. Seniman-seniman tersebut antara lain Kazco Takemoto,Japan Contemporary Dance,Jun Amanto, Jocelyne Montpetit (Canada), Waewdao Sirisook (Thailand), akan hadir dan tampil pula seniman dari Belanda, Australia, Jerman, Libanan dll. Disamping seniman dari mancanegara , akan tampil pula komunitas-komunitas seni tradisi yang hidup  disekitar kabupaten sleman misalnya komunitas Kaliurang, sanggar tari Ullen Sentalu. Penonton tidak dipungut biaya/gratis.
Sementara itu Asekda bidang pembangunan Dra. Suyamsih menyampaikan bahwa dengan tampilnya seniman dari berbagai mancanegara akan menggugah kreasi bagi seniman Indonesia/Yogyakarta dalam mengembangkan kesenian. Lebih lanjut disampaikan bahwa daalan dunia kesenian juga bisa berkembang dalam dunia indsutri, misalnya seni dan tari yang menggunakan kipas akan tidak lepas dari Bambu. Dari seni tari yang menggunakan kipas tersebut tidak bisa lepas dari penggunaan komoditas bambu. Taerutama di sleman keberadaan Bambu ,memang masih cukup, namun belum semuanya memenuhi kualifikasi. Untuk itu sleman sebagai pilot pengembangan Bambu dengan target 30 Ha dan sudah menjadi program. Kegunaan Bambu itu sendiri menurut Suyamsih sangat luar biasa, karena bisa menjadi 25 manfaat.