Dua kelompok ternak Sleman menjadi 10 besar nominator dalam lomba kelompok agribisnis peternakan tingkat nasional . Hal ini dibuktikan dengan ditinjaunya 2 kelompok ternak yakni kelompok tani ternak ayam buras Guyup Rukun di Danen Sumberadi Kec. Mlati dan kelompok tani ternak sapi potong Ngudi Makmur di Wonorejo Sariharjo Kec. Ngaglik. Tim Verifikasi Pusat dari Dirjend Peternakan ini di pimpin oleh Ir. Yulinar dengan 4 anggota 2 orang dari Dirjend Peternakan dan 2 orang praktisi yakni dari dosen ITB DR. Ir. Sumiyati dan Prof DR Rahman Supriyadi Tenaga Ahli bidang peternakan.

Kedatangan tim untuk melihat secara langsung kondisi kelompok meliputi kegiatan maupun kelembagaan kelompok , melihat cara kerja kelompok apakah masih dengan cara tradisional maupun telah menerapkan teknologi modern, memberikan saran dan masukan apabila ada kekurangan dan melihat prospek ke depan yang lebih baik.

Tim pertama kali diterima di kelompok tani ternak ayam buras Guyup Rukun di Danen Sumberadi Kec. Mlati oleh Assekda II Dra. Suyamsih mewakili Bupati Sleman. Dalam kesempatan ini Bupati Sleman dalam sambutan penerimaan yang dibacakan oleh Assekda II mengatakan terkait dengan pemulihan sektor pertanian pasca erupsi Merapi 2010 dilaksanakan di semua bidang, baik bidang tanaman pangan dan hortikultura, bidang peternakan, bidang perikanan, bidang perkebunan maupun kehutanan. Upaya yang dilakukan didalam pemulihan tersebut diantaranya adalah memfasilitasi pengembangan sapi perah, potong dan kambing PE, saprodi salak, bibit tanaman buah di Kawasan Rawan Bencana III, pengembangan pengolahan hasil pertanian, peningkatan produksi ternak, budidaya hortikultura dan pengembangan bunga potong, peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk Hortikultura.

Pasca Erupsi Merapi, budidaya peternakan justru mengalami peningkatan populasi. Sampai dengan akhir tahun 2012, populasi sapi potong sebanyak 54.921 ekor meningkat 17% dari populasi tahun 2011, sapi perah sebanyak 3.556 dan ayam buras mencapai 1.539.392 ekor atau meningkat 2%. Jumlah populasi ternak memang secara umum mengalami peningkatan, yang diikuti dengan peningkatan produksi telur sebesar 5,99% atau 16.265 ton, susu sebesar 12,19% atau 3.150 ton dan daging sebesar 2,51% atau 20.699 ton pada tahun 2012.

Sementara itu Ketua kelompok ternak Ayam Buras Panut Warsito dalam pemaparannya di depan tim mengatakan kelompoknya berdiri sejak 8 februari 2002 dengan anggota 33 orang dengan populasi awal 625 ekor ayam buras dan saat ini jumlah total 10.771 ekor terdiri dari induk, jantan, dara dan anak. Usaha pokok kelompok meliputi agribisnis ayam buras (pembesaran, telur tetas dan penetasan) sementara usaha lain kelompok yakni palawija, tanaman padi, perikanan, pengolahan kompos, simpan pinjam dan telur asin, abon, ayam goreng serta krupuk ceker.

Tim selanjutnya mengadakan peninjauan ke lapangan meliputi pengelolaan administrasi, ke kandang-kandang dan tempat penetasan telur. Pada penilaian kedua di Kelompok Ternak Sapi Potong Ngudi Makmur Wonorejo, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman. Ditempat ini tim disambut dengan meriah dan didaulat untuk naik gerobak yang telah disiapkan menuju lokasi. Kelompok ternak yang berdiri pada tanggal 10 Mei 2005 ini menempati lahan tanah kas Desa Sariharjo seluas 3000m2. Pendirian kelompok ternak ini atas inisiatif beberapa orang yang ingin meningkatkan kebersihan pedukuhan dan derajat kesehatan masyarakat serta mengelola ternak secara intensif berpola agribisnis. Kelompok ternak Ngudi Makmur merupakan kelompok ternak berpredikat kelas madya dengan anggota sebanyak 47 orang. Kelompok ini memiliki populasi hewan ternak mencapai 88 ekor yang terdiri dari induk, jantan dan anakan atau pedet. Kegiatan usaha pokok yang dilakukan kelompok ternak Ngudi Makmur berupa pembibitan sapi potong, pembuatan pupuk organik padat dan usaha pupuk cair.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak, Kelompok ternak Ngudi Makmur mengembangkan lahan kelompok yang ditanami hijauan pakan ternak. Selain hijauan, ternak juga diberikan pakan konsentrat. Saat terjadi kekurangan pakan, anggota kelompok Ngudi Makmur telah terbiasa membuat pakan alternative seperti silase komplit, biofermentasi jerami dan complete feed. Atas berkembangnya berbagai usaha yang dilakukan, maka pada tanggal 25 Juni 2010 kelompok ternak Ngudi Makmur diresmikan sebagai Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) dan dikukuhkan unit usaha pembuatan pupuk menjadi Rumah Kompos Tani Subur. Saat ini produksi kompos mencapa 1,5 ton per hari dan pemasaran selain untuk wilayah Sleman juga telah ke luar Sleman kerjasama dengan gapoktan, asosiasi tebu, pedagang pengecer, instansi pemerintah, swasta dan perorangan.