Pembukaan pasar murah ditandai dengan pengguntikan pita oleh kepala Dinas Perindakop dan UKM DIY Ir. Riyadi Ida Bagus Salya Subali, MM. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 1434 H. Di saat harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik, Dinas Perindakop dan UKM bekerjasama dengan perwakilan Bank Indonesia DIY menggelar Pasar Murah di enam kecamatan pada tiga kabupaten di wilayah DIY. Pasar murah di kecamatan sleman digelar selama dua hari Senin dan Selasa 1-2 Juli 2013. Pada hari Selasa 2 Juli 2013 Pasar Murah di Halaman Kecamatan Sleman ini akan dikunjungi menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Pelaksanaan pasar murah dengan target 500 KK miskin pada tiap kecamatan ini, dimulai tanggal 1-19 Juli 2013 di wilayah Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon Progo. Untuk Kabupaten Sleman hanya bertempat di dua kecamatan yaitu Sleman dan Prambanan pada tanggal 4-5 Juli 2013.

Jenis barang kebutuhan pokok meliputi beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, susu, jagung, minyak tanah yang sekarang sudah dikonversi menjadi LPG dan garam yodium. Namun di dalam perkembangannya bahan pokok sudah berkembang menjadi 20 jenis dengan nama kebutuhan bahan pokok masyarakat. Bahan pokok merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis bagi masyarakat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut disampaikan kepala Dinas Perindakop dan UKM daerah Istimewa Yogyakarta dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Eko Witoyo, SE saat pembukaan kegiatan pasar murah di halaman kecamatan Sleman Senin 1 Juli 2013. Lebih lanjut disampaikan bahwa ketersediaan stok bahan pokok di pasar senatiasa harus dikendalikan dan dijaga agar tidak terjadi gejolak harga, serta dapat menjaga stabilitas dan disparitas harga bahan pokok. Stabilitas harga bahan pokok serta ketersediaan bahan pokok ibaratnya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan karena dengan tingkat kestabilan harga yang cukup lama sangat menguntungkan bagi masyarakat, khusunya bagi masyarakat yang kemampuan daya belinya terbatas seperti halnya yang terjadi pada penduduk miskin. Disampaikan pula bahwa menurut data BPS DIY jumlah penduduk miskin pada posisi bulan Maret 2012 tercatat sebesar 565.320 orang, apabila dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia DIY masih termasuk 9 (sembilan) propinsi yang terburuk dan dari segi prosentase masih tercatat sebesar 15,88 % yang masih lebih tinggi dari Nasional yang hyanya tercatat sebesar 11,96%

Anggaran penyelenggaraan pasar murah dengan mekanisme susbsidi harga jual tersebut diperoleh dari perwakilan BI yogyakarta, dan komoditi yang dijual pada masyarakat difokuskan pada kebutuhan bahan pokok masyarakat khususnya barang-barang yang harganya berfluktuasi dan mempunyai kecenderungan naik pada saat menjelang peringatan HBKN seperti beras, gula pasir, minyak goreng, telor ayam, dan bawang putih. Agar sasaran atau target dapat tercapai untuk penyampaian subsidi harga jual, pembelian bahan pokok oleh KK miskin dilakukan dengan menggunakan kupon dengan pembatasan jumlaah pembelian. Sementara subsidi harga jual untuk 500 KK miskin di kecamatan sleman terbagi untuk dua hari, senin bagi 200 KK miskin dan hari selasa bagi 300 KK miskin. Setiap KK miskin berhak untuk membeli 5 jenis komoditas sesuai kebutuhan KK miskin tersebut. Barang kebutuhan pokok tersebut berupa Beras premium 1500 kg a Rp3.000 (kemasan 3 kg) per KK miskin mendapat 3 kg; Gula pasir 500 kg a Rp2.000 (kemasan 1 kg) per KK miskin mendapat 1 kg; Minyak Goreng 250 lt a Rp1.000 (kemasan 1/2 lt) per KK miskin mendapat 1/2 kg; Telur ayam ras 250 kg a Rp4.000 (kemasan 1/2 kg) per KK miskin mendapat 1/2 kg; Bawang Putih 125 kg a. Rp4000 (kemasan 1/4 kg) per KK miskin mendapat 1/4 kg.