Group Badui, Tempel Menjuarai Festival Kesenian Sleman
Sebanyak 17 peserta dari 17 kecamatan se Kabupaten Sleman mengikuti festival kesenian kabupaten sleman tahun 2013 yang dibuka Sabtu 15 Juni 2013 di lapangaan Denggung. Sedangkan penutupan dan penyerahan hadiah dilaksanakan Minggu 16 Juni 2013 di Desa Wisata Pulesari Wonokerto Turi. Festival kesenian yang dilaksanakan di lapangan Denggung tersebut dengan Juri dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten sleman berhasil menominasi 6 peserta yang berhak mendapat hadiah. Keenam peserta tersebut, sebagai penyaji terbaik 1 dengan nilai 1.125 diraih group Badui Sabilul Muslimin dari Nglengis, Banyurejo, Tempel. Penyaji terbaik 2 diraih group Sastra Tutur dengan nilai 1.000 dari Gadingan, Sardonoharjo Ngaglik. Penyaji terbaik 3 dengan nilai 950 diraih group Kubrosiswa Putro Mudho dari Pulesari, Wonokerto Turi. Sementara untuk nominasi 1 diraih Bergodo Wonolelo dengan nilai 900 dari Pondokwonolelo, Widodomartani Ngemplak, nominasi 2 diraih Reog Mataraman dengan nilai 875 dari Tampungan, Sendangtirto Berbah dan nominasi 3 diraih Anggrek Kipas dengan nilai 800 dari Kemiri, Purwobinangun Pakem. Hadiah berupa Piala dan piagam penghargaan diserahkan oleh Kepala Dinas Budpar Ir. AA. Ayu Laksmidewi. MM
Pada kesempatan tersebut diresmikan pula pendopo ”Dewi Pule” di Pulesari Wonokerto Turi yang ditandai dengan pemotongan Tumpeng oleh kepala dinas Budpar dan diserahkan kepada tokoh masyarakat setempat. Disamping itu juga ditampilkan karawitan dari MTs Tempel dan kesenian Gebyok Sari dari Pulesari yang memukau pengunjung, dan dilajutkan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk dengan lakon ”Abimanyu Lahir” dengan dalan Ki Edi Suwando.
Sedangkan Bupati Sleman dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan kepala dinas Bidpar antara lain menyampaikan bahwa penyelenggaraan Festival Kesenian Sleman ini merupakan salah satu upaya kita untuk melestarikan dan mengembangkan seni budaya lokal, sekaligus untuk memperkenalkan atau mensosialisasikannya kepada masyarakat. Selain itu, penyelenggaraan FKS ini juga dimaksudkan sebagai ajang peningkatan kualitas karya seni melalui kreatifitas dan inovasi yang dilakukan para seniman dan para pelaku seni yang ada di Kabupaten Sleman. Lebih lanjut disampaikan bahwa kita patut bersyukur karena FKS 2013 ini mendapatkan respon yang positif baik dari para pelaku seni dan budaya serta seluruh masyarakat. Apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap seni dan budaya Sleman dapat terlihat melalui kunjungan dan kemeriahan event ini. Namun saya berharap agar apresiasi ini tidak berhenti hanya sampai disini, karena pelestarian seni dan budaya membutuhkan partisipasi nyata dari masyarakat dalam bentuk rasa handarbeni dan semangat untuk terus nguri-uri seni dan budaya kita sendiri.
Dalam kesempatan tersebut bupati berharap agar para seniman dan pelaku seni untuk terus berkarya menunjukkan kreatifitas dan inovasinya. Dengan terus berkarya, berkreasi dan berinovasi, maka seni budaya yang menjadi jati diri masyarakat Sleman dapat terus eksis di tengah masyarakat. Apabila ini benar-benar dapat terwujud, maka seni budaya menjadi sesuatu yang migunani bagi masyarakatnya, baik sebagai tontonan yang bersifat mengibur ataupun tuntunan yang memberi inspirasi dan pencerahan hidup dan kehidupan masyarakatnya. Puncak FKS 2013 yang diselenggarakan di Desa Wisata Pulesari Wonokerto Turi ini merupakan salah satu upaya untuk mengkombinasikan antara potensi budaya dan pariwisata. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang Keistimewaan DIY, yang ingin menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif disertai peningkatan daya saing pariwisata guna memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan.
Kedepan, festival ini diharapkan dapat diselenggarakan dengan skala yang lebih besar lagi sehingga FKS ini benar-benar menjadi pesta budaya dan seni bukan saja bagi pelaku seni tapi juga bagi masyarakat luas. Untuk merealisasikan hal tersebut sudah barang tentu sangat membutuhkan kepedulian, dukungan dan keterlibatan dari semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun para pelaku seni itu sendiri. Oleh karena itu saya mengharapkan agar para pelaku seni terus berkolaborasi dan menjalin relasi agar FKS menjadi agenda rutin wisata Sleman di masa-masa mendatang dan menjadi ajang pagelaran kekayaan budaya dan seni warga Sleman.