Bantuan pembangunan SDN Srunen yang diberikan ini tentunya sangat memudahkan dan membantu  masyarakat, terutama anak-anak diwilayah Srunen dan sekitarnya memperoleh sarana dan prasarana  belajar dan bersekolah  yang layak, sehingga bisa mendapatkan prestasi pendidikan  yang lebih baik. Hal tersebut disampaikan bupati sleman saat peresmian SD Srunen Glagaharjo Cangkringan Selasa 4 Juni 2013. Lebih lanjut disampaikan bahwa program rekonstruksi pasca bencana Gunung Merapi dilaksanakan sampai tahun 2013 dan maksimal sampai dengan tahun 2014. Hingga akhir bulan Mei di wilayah Sleman  sudah dibangun  2.129 unit rumah hunian tetap sesuai rencana fasilitasi tahun 2012. direncana tahun ini akan dibangun 2.739 huntap yang telah lolos verifikasi pada tahun 2012. Dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi  sarana prasarana pendidikan yang telah dibangun kembali di wilayah Cangkringan sebanyak sebanyak 5 TK dan PAUD,  10 gedung SD yaitu  dan 1 gedung SMK.

Dalam pelaksanaan upaya rehabilitasi dan rekonstruksi ini, Pemkab Sleman menyadari memiliki keterbatasan sumber daya sehingga memerlukan kerjasama dan keterlibatan dari semua pihak. Kami berharap dengan kerjasama dan partisipasi dari Media Group  dapat menjadi contoh bagi keterlibatan lembaga non pemerintah dan masyarakat lainnya dalam upaya mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana ini.  Sementara itu di wilayah KRB ada 9 dusun yang tidak layak huni maka sarana sekolah yang ada diwilayah KRB itu akan dipindahkan  di luar KRB.

Disampaikan pula bahwa Upaya yang telah dilakukan Pemerintah bersama berbagai pihak pasca erupsi 2010 yang lalu membuahkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan prestasi siswa-siswa di Kecamatan Cangkringan yang tidak banyak terpengaruh oleh adanya erupsi merapi. Sejak tahun ajaran 2010/2011 yang lalu menunjukkan prestasi yang cukup baik siswa-siswi SD di Kecamatan Cangkringan telah lulus 100% dengan rata-rata kelulusan 19,5 Prestasi ini telah menempatkan Kecamatan Cangkringan menjadi urutan ke-16 diantara 17 kecamatan di Kabupaten Sleman. Pada tahun ajaran 2011/2012 kecamatan Cangkringan naik menempati urutan ke-15 se-Kabupaten Sleman dengan rata-rata 19,70. Sedangkan pada tahun ajaran ini sejumlah 430 anak didik di Kecamatan Cangkringan berhasil lulus 100%. Diharapkan kedepan prestasi dan nilai ujian akhir nasional lebih baik lagi.

Berkaitan dengan hal tesebut, bupati berharaap  SD Srunen ini menjadi SD yang siaga bencana. Sekolah yang mampu mambantu masyarakat selain mengatasi dirinya sendiri yakni guru dan siswa ketika terjadi bencana erupsi Merapi. Pada saat ini di cangkringan baru 2 sekolah yang menyatakan diri sebagai sekolah yang siaga bencana yakni SMK Muhammadiyah  Cangkringan dan SMP Negeri II  Cangkringan.  Kepada para tenaga pendidik di Kecamatan Cangkringan bupati berharap untuk senantiasa mengutamakan keselamatan  anak didik dalam kegiatan belajar mengajar. Terlebih lagi SD Srunen berada di tepi jalan raya yang menjadi lalu lintas penambangan dan Kawasan yang memiliki kondisi curam. Lebih lanjut, saya berharap agar para pendidik juga memberikan pendidikan mitigasi bencana sehingga anak didik terpola menjadi generasi siaga bencana.

Peresmian SD Srunen ditandai dengan penandatanganan Prasasti dan pengguntingan buntal oleh bupati sleman dan direktur utama Metro TV & Adviser Media group Adrianto Machribi yang dilanjutkan dengan peninjauaan ruangan kelas. Sedangkan Direktur Utama Metro TV & Adviser Media Group Adrianto Machribi pada kesempataan tersebut antara lain menyampaikan bahwa pembangunan SD Srunen menghabiskan dana senilai Rp.1.546.101.227. Bangunan sekolah tersebut dibangun dari dana masyarakat melalui dompet kemanusiaan Media Group.