Kafilah Prambanan Juara I MTQ Tingkat Kabupaten Sleman
Kafilah Prambanan berhasil meraih kejuaraan terbanyak yakni 8 kategori berhasil menjadi juarai I, disusul Kecamatan Ngaglik 6 Kategori dan Kecamatan Kalasan 4 Kategori. Hal ini merupakan hasil penyelenggaraan MTQ Tingkat Kabupaten Sleman yang digelar Sabtu, 1 Juni 2013 di Desa Sidoarum Kecamatan Godean. Menurut Drs. H. Kuntadi selaku penyelenggara MTQ, kegiatan ini melibatkan peserta kafilah dari 17 kecamatan berjumlah 310 orang yang terbagi dalam 10 cabang. Meliputi cabang Tilawah Dewasa 23 orang, cabang M2KQ 8 orang, Cabang Tahfidz 1 – 5 Juz 32 orang, Cabang Tiiilawah Remaja 33 orang, Cabang Tilawah Anak 33 orang, Cabang Fahmil Qur’an 33 orang, Cabang Tartil 31 orang, Cabang Syahril Qur’an 36 orang, Cabang Tahfiz 10 Juz, 20 Juz dan 30 Juz, Cabang Kaligrafi dank hot 50 orang.
Menurut Kuntadi kegiatan ini dimaksudkan sebagai wahana mencari wakil Kabupaten Sleman mengikuti MTQ Tingkat DIY sekaligus untuk memberikan motivasi kepada peserta untuk lebih meningkatkan kemampuannya dalam menghafal dan memahami isi Al Qur’an, meningkatkan ukuwah antar kafilah dan untuk mengembangkan bakat kafilah.
Kajuaraan MTQ dibuka oleh Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, MSI pada pagi hari dan pada sore harinya ditutup oleh Sekda dr. Sunartono, M.Kes. sekaligus memberikan hadiah berupa trophy, piagam penghargaan dan uang pembinaan.
Bupati Sleman dalam sambutan pembukaannya sangat mengapresiasi generasi muda yang ikut serta dalam kompetisi ini karena melalui MTQ inilah dapat semakin mendekatkan Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Yang perlu diperhatikan yaitu bahwa dengan membaca dan memahami Al qur’an semakin sering maka diharapkan generasi muda juga dapat semakin menjadi manusia yang memiliki akhlaqul karimah. Ditambahkan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kondisi keimanan dan akhlaqgenerasi muda semakin memprihatinkan. Di mass media, tindakan kriminal yang melibatkan remaja, anarkisme, seks bebas, hingga kasus narkoba semakin banyak dan semakin sering terjadi. Tidak hanya di perkotaan, saat ini kasus-kasus tersebut juga makin sering terjadi di pedesaan. Hal tersebut sudah barang tentu menjadi perhatian dan memerlukan penanganan segera.
Salah satu upaya untuk menggugah kesadaran akan pentingnya kembali kepada ajaran adalah dengan menekankan kembali ajaran Al Quran terutama generasimuda. Nilai-nilai Al Qur’an diharapkan bisa menjadi dasar pembangunan karakter generasi muda.