Bhakti Sosial TNI KB Kes Terpadu 2013 Dimulai
Pencanangan Bhakti Sosial TNI KB Kesehatan terpadu tahun 2013 di mulai Mei 2013 sampai dengan Oktober 2013 atau selama 6 bulan yang berlangsung di Aula Kodim 0732 Sleman yang di Buka oleh Wakil Bupati Sleman Hj. Yuni Satiya Rahayu.S.Sos.M.Hum.Dalam acara tersebut Komandan Kodim 0732 Sleman Letkol Inf Satriyo Pinandiyo dalam sambutannya bahwa Pencanangan Bhakti Sosial TNI KB Kesehatan kali ini bertujuan untuk melakukan percepatan pelaksanaan revitalisasi program KB secara Nasional disemua tingkatan, sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat di wilayah Kabupaten Sleman.Kegiatan ini dilaksanakan atas kerja sama lintas sektoral yang meliputi Institusi TNI, BKKBN,Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan komponen bangsa lainnya. Bhakti KB TNI Kesehatan terpadu kali ini adalah pPengobatan masal, Sunatan Masal, Donor darah, Pelayanan MOP dan lain-lain. Lebih lanjut Komandan Kodim 0732 Sleman berharap agar kegiatan bhakti Sosial TNI ini dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan lebih baik lagi, di tindaklanjuti dan dikembangkan oleh semua pihak sebagai bentuk partisipasi nyata yang sehat dan sejahtera. Pencanangan Bhakti Sosial TNI KB, Kesehatan tersebut Wakil Bupati Sleman memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dan memberikan sambutan yang antara lain bahwa pelaksanaan kegiatan ini merupakan momen yang sangat tepat untuk memantau, mengevaluasi dan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat. Disamping itu kegiatan ini juga merupakan sarana untuk menjaga keharmonisan hubungan dan komunikasi antara jajaran TNI dengan jajaran masyarakat serta jajaran aparat Sleman. Diharapkan dengan adanya dukungan dan bantuan dari TNI, maka pelaksanaan program KB da kesehatan di Sleman dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Jumlah penduduk Sleman berdasarkan hasil sensus sementara mencapai 1.137.365 jiwa Berdasarkan hasil tersebut maka sudah sudah sepantasnya jika kita berkewajiban untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Terlebih lagi jika dikaitkan dengan program pemerintah pusat yang mencanangkan pertumbuhan penduduk yang seimbang di tahun 2015 nanti. Jumlah penduduk yang besar ini disatu sisi dapat merupakan potensi SDM yang potensial, namun bila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat justru akan menambah beban kerja pemerintah daerah. Terlebih lagi dengan angka kemiskinan di Kabupaten Sleman sampai akhir tahun 2012 lalu mencapai 15,85%. Tantangan kita ke depan adalah bagaimana memanfaatkan potensi SDM Sleman ini, agar semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengajak seluruh pihak baik, pemerintah, eksekutif dan legislatif, juga masyarakat dan swasta untuk bekerja bersama-sama membangun Sleman kita tercinta. Penanganan masalah kemiskinan memerlukan penanganan secara terpadu oleh seluruh instansi dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang ada di Sleman serta dari warga masyarakat yang bersangkutan. Penanganan tersebut hendaknya juga meliputi berbagai aspek, baik sikap mental, permodalan maupun kesempatan berusaha. Agar penanganan kemiskinan di Sleman memberikan hasil yang optimal, maka penanganannya harus memperhatikan kondisi masyarakat. Untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan mengatasi masalah kemiskinan, upaya yang dilakukan bukan hanya sebatas pada pembatasan jumlah kelahiran, tetapi juga mencakup upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu pelaksanaan program KB juga mencakup program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Unit Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Melalui kelompok-kelompok tersebut, masyarakat mendapat kesempatan dan akses untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Kondisi derajat kesehatan masyarakat Sleman pada tahun 2012 yakni Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu 5,22 per seribu kelahiran hidup, AKI Kabupaten Sleman yaitu 81,88 per seratus ribu kelahiran hidup. Kondisi gizi masyarakat dengan gizi buruk menurun menjadi 0,45%. Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat meningkat menjadi 76,08 tahun. Kondisi kesehatan tersebut memberikan kontribusi pada pencapaian IPM Sleman yang senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ditempuh melalui standarisasi pelayanan melalui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di Puskesmas, dan Penerapan Jaminan Mutu. Saat ini sudah 21 Puskesmas di Sleman telah meraih sertifikat ISO 9001:2000. Dinas Kesehatan dan RSUD Sleman juga telah meraih sertifikasi ini. Acara tersebut di hadiri Perwakilan dari Dan Rem 072 Pamungkas, BKKBN DIY, Ka Badan KB PPPM Sleman,Camat Se Kabupaten Sleman, Dan Ramil Se Kabupaten Sleman, Ka, Puskesmas Se Kabupaten Sleman, PLKB Se Kabupaten Sleman,Babinsa Jajaran DIM 0732 Sleman dan tamu undangan lainnya.