Pengelolaan Sampah Jadi Tantangan Sleman
Sebagai wilayah hulu Propinsi DIY yang berada di lereng Merapi, Kabupaten Sleman merupakan daerah resapan air dan sumber air bersih bagi wilayah DIY dan sekitarnya. Kondisi tersebut mengakibatkan semua kegiatan pembangunan di Kabupaten Sleman secara langsung mempengaruhi pertumbuhan kabupaten/kota yang wilayahnya berada di bawah Kabupaten Sleman. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo saat peringatan Hari sampah nasional di Carrefour Maguwoharjo Rabu 27 Pebruari 2013. Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkurangnya lahan terbuka akibat perluasan area
pemukiman, Sleman juga dihadapkan pada tantangan untuk mengelola persampahan dengan baik. Apalagi Persampahan bisa dianggap sebagai potensi apabila dikelola secara profesional. Namun bisa juga menjadi masalah bila kita tak mampu mengelolanya.
Hadirnya Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, telah mengatur bagaimana mengelola sampah bisa menjadi sesuatu hal yang bermanfaat bagi manusia dengan 3 R, yaitu Re-use atau menggunakan kembali, Re-duce atau mengurangi produk sampah, dan Re-cycle atau mendaur ulang sampah. Oleh karenanya, Kabupaten Sleman sebagai daerah tujuan wisata, pengelolaan sampah adalah kewajiban dan tugas bersama. Bagaimana sampah bisa dikelola dengan baik oleh setiap orang penghasil sampah, baik masyarakat, perkantoran, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan fasilitas umum dan sosial, juga kawasan wisata. Dengan adanya peringatan Hari Peduli Sampah ini, sekecil apapun peran kita terhadap sampah, hendaknya kita bisa mengelola sampah dengan baik dan benar, yang diawali dari rumah tangga masing-masing guna mendukung terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan ramah lingkungan di wilayah Kabupaten Sleman ini.
Disampaikan pula bahwa tekad peduli sampah, sebagaimana ditunjukkan oleh Cerrefour ini, harus dijalankan secara konsisten, misalnya dengan menyediakan kemasan pengganti yang ramah lingkungan, sehingga tidak menambah beban konsumen untuk menyediakan sendiri atau membeli kemasan pengganti kantong plastik dengan kemasan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, pusat perbelanjaan, atau pertokoan, diharuskan menyediakan secara gratis tas belanja yang ramah lingkungan, sebagai bagian dari servis kepada konsumen.
Sedangkan Adji Srihandoyo dari Carrefour dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan hari peduli sampah nasional yang diadakan di Carrefour tersebut diisi berbagaai kegiataan antara lain lomba melukis slogan lingkungan yang diikuti oleh perwakilan 50 sekolah Adiwiyata se Kabupaten Sleman, juga diadakan pelatihan membuat kerajinan daur ulang dan simulasi implementasi bank sampah bagi masyarakat disekitar gerai Carrefour Maguwo. Disamping itu juga diadakan talkshow mengenai peran dunia usaha terhadap pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan, yang dihadiri oleh perwakilan dunia usaha, pemerintah, LSM, komunitas serta anggota masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan trophy bergilir juara umum mural, karya tulis dan blog tingkat SLTP, juga penandatanganan prasasti Go Green oleh Bupati Sleman.