Panen perdana padi Pengembangan System of Rice Intensification atau SRI ini diharapkan mampu memotivasi para petani dalam memproduksi padi secara maksimal, sehingga Sleman mampu mempertahankan predikatnya sebagai gudang berasnya propinsi DIY. Dari waktu ke waktu upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terle­bih lagi luas lahan pertanian yang ada di Sleman ini dari tahun ke tahun semakin menyusut. De­ngan demikian pelak­­­sa­­na­an panen raya padi, sebagai hasil dari penerapan teknologi pertanian tepat guna, dan teknologi modern bercocok tanam ini dapat memotivasi kelom­pok-kelompok tani lainnya untuk mengoptimalkan produk­sinya. Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo saat melakukan panen raya padi Ciherang di bulak Rejosari Jogotirto Berbah, Selasa 19 Pebruari 2013. Lebih lanjut disampaikan bahwa Selama tahun 2007 sampai dengan 2012 Kabupaten Sleman masih mampu mempertahankan
predikat sebagai lumbung beras di Provinsi DIY. Surplus beras pada tahun 2012 sebanyak 109.724 ton dengan produksi padi sawah pada tahun 2012 mencapai 311.378 ton dan padi ladang mencapai 1.437 ton. Dari total produksi padi tersebut, Kecamatan Berbah memberikan kontribusi sebesar 13.342 ton atau 4,28%, dengan area tanam seluas 2.100 Ha. Panen raya tersebut dilakukan oleh bupati sleman, Ka Dinas pertanian, perikanan dan kehutanan kabupaten Sleman, perwakilan dinas pertanian DIY, perwakilan PT Petrokimia, dan camat Berbah .
Ditambahkan oleh bupati bahwa produktivitas padi di kecamatan Berbah selama tahun 2012 sebesar 68,21 kw/ha. Berdasarkan angka produktivitas ini, ia berharap, para petani di Kecamatan Berbah dapat semakin berkerja keras dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian. Petani harus semakin inovatif, dan dapat menggunakan padi varietas unggul, seperti padi pengembangan SRI ini. Selain itu, para petani bisa memanfaatkan tekhnologi tepat guna, serta tehnik atau metode tanam yang lebih berdaya guna sebagaimana model Tanam Jajar Legowo atau Tajarwo.
Sedangkan ketua kelompok tani Tekat Makmur Rejosari Hartono dalam kesempataan tersebut melaporkan bahwa program SRI tahun anggaran 2012/1013 dengan anggaran Rp.43.000.000 digunakaan untuk benih 300 kg, NPK Phonska 4 ton, pupuk organik 56 ton, obat 24 liter yang diperuntukkan bagi 112 petani dengan luas 20 ha. Pelaksanaan kegiatan tanam padaa tanggal 13 Nopember 2012 oleh kepala Dinas Pertanian DIY. Dosisi pemupukan per ha : urea 250 kg (swadaayaa) phonska 200 kg, organik 2 ton dan bibit 15 kg. Ditambahkan pulaa oleh Haryono bahwa permasalahan yang dihadapi petani bahwa pada waktu tanam adaa serangan keong, juaga seranmgan penyakit tanaamaan padi hamaa kresek daan busuk malai, dan itu sulit mengatasinya. Sementara hasil panen ubinan padi dengan model Tajarwo 2:1 hasil ubinan / Kg (2,5 m x 2,5 m) rata-rata 5,29 kg dan produktivitas (ton/ha) 8,46 ton. Dari hasil ubinan dapat disimpulkan produktivitas padi Demontrasi Usahatani di kelompok tani Tekat
Makmur hasilnya lebih baik dibanding hasil ubinan musim tanam yang lalu hanya 7,30 ton/ha.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain bupati sleman, perwakilan dinas pertanian DIY. Kepala dinas pertanian, perikanaan dan kehutanan kab. Sleman Ir. S, Riyadi Martoyo, MM, perwakilan dari PT. Petrokimia Gresik, dan Camat Berbah Drs. Iriansya . Pada kesempatan tersebut diresmikan pula bangunan Gapura dusun Rejosari yang ditandai daengan penandatangan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Sleman. Bangunan gapura tersebut menelan biaya Rp. 6.032.000,- dari bantuan dana gotong royong dan swadaya masyarakat