Bupati Ajak Tingkatkan Soliditas dan Sinergi Untuk Mitigasi Bencana
Senin, 18 Februari 2012 Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan upacara 17 an yang dilaksanakan di lapangan Pemda Sleman. Upacara yang berlangsung dengan hikmat tersebut diikuti oleh jajaran pegawai di lingkungan pemkab Sleman. Bertindak sebagai inspektur upacara Kepala Kejaksaan Negeri Sleman Yacob Hendrik T, SH, MH.
Dalam amanat tertulisnya yang dibacakan inspektur upacara Bupati Sleman antara lain mengintakan kepada masyarakat bahwa di Bulan Februari, Sleman menghadapi musim hujan yang semakin tinggi intensitasnya. Berbagai kemungkinan bencana alam, sewaktu-sewaktu dapat terjadi. Dampak tingginya curah hujan yang sangat perlu diwaspadai oleh seluruh masyarakat adalah pertama, potensi banjir lahar dingin terutama di sungai-sungai yang berhulu di Merapi seperti sungai Gendol, Opak, Boyong, Kuning, dan Krasak. Bahkan beberapa hari yang lalu, banjir lahar dingin telah menelan korban jiwa.
Kedua, banjir dan genangan luapan drainase kota. Ketiga, tanah Longsor terutama di wilayah Kec. Prambanan yang meliputi wilayah Desa Gayamharjo, Desa Sumberharjo, Desa Sambirejo, dan Desa Wukirharjo. Serta keempat, potensi terjadinya angin kencang atau Putting Beliung. Bahkan di awal musim hujan tahun ini, bencana angin telah mengakibatkan kerusakan sekitar 1247 rumah di Kab. Sleman. Bupati juga mengingatkan agar tidak lengah dan melupakan kesiapsiagaan seluruh masyarakat. “Tingkatkan dan solidkan, koordinasi, sinergi, jaringan informasi dan komunikasi, dengan demikian semua dapat memaksimalkan diri membangun mitigasi bencana yang semakin baik, serta meminimalisir kerugian dan jatuhnya korban. ” demikian ajak Bupati.
Di samping ancaman bencana alam, masyarakat harus waspada dengan berbagai penyakit yang biasa muncul di saat musim hujan seperti flu ataupun deman berdarah. Kewaspadaan sangat diperlukan, agar Kejadian Luar Biasa Demam berdarah tidak terulang lagi di Sleman. Terlebih sebagian besar wilayah Kabupaten Sleman, merupakan daerah endemis penyakit DBD. Perlu saya sampikan bahwa jumlah kasus DBD pada tahun 2012 tercatat 236 kasus. Jumlah kasus ini meningkat dibandingkan tahun 2011, dengan jumlah kasus tercatat 166. Guna menekan angka kasus DBD, perlu dukungan dan peran aktif seluruh masyarakat. Para aparat pemerintah diharapkan menjadi tauladan dan garda depan dalam gerakan memberantas DBD. Marilah kita ajak keluarga dan masyarakat di lingkungan kita untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. PHBS harus menjadi bagian dari gaya hidup dan budaya masyarakat dimanapun dan kapanpun.