Pemkab Sleman kembali mengadakan monitoring gerakan jumat bersih. Pada Jumat, 15 Pebruari 2013 monitoring dilakukan di wilayah Kecamatan Gamping tepatnya di Dusun Gamol Balecatur Gamping. Monitoring dilakukan oleh tim monitoring yang terdiri dari personil dari Dinas Kesehatan,    Dinas Pendidikan, Bappeda, TP  PKK, Kesra, Kodim,  Humas serta jumantik dalam bentuk Pokjanal.

Mengenai kebersihan lingkungan harus diteruskan sampai kapanpun, karena kesehatan sangat penting dan tentunya di daerah Sleman ini masalah DBD masih diperhatikan, maka pada hari Jum’ at, 15 Pebruari 2013.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sleman dr. Mafilindati Nuraini, MKes bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular vector nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena penyakit ini adalah penyakit menular endemis dan dalam waktu cepat dapat menimbulkan kematian jika tidak mendapat penanganan yang cepat.

Di Kab. Sleman pengendalian penyakit DBD masih menjadi prioritas penanganan karena menyebar di 17 Kecamatan yang ada. Pada tahun 2011 jumlah kasus DBD ada 166 kasus, tahun 2012 ada 236 kasus, ada kenaikkan 42 % ( 70 kasus ) dengan kematian nihil. Sedang pada tahun 2013 sampai dengan 14 Pebruari ada 146 kasus ( Januari 133 kasus, Pebruari 13 kasus) dengan kematian 2 orang tersangka DBD. Pola maksimal untuk lima tahun terakhir pada periode yang sama (Januari ) ada 148 kasus, kondisi sampai dengan sekarang masih dibawah garis pola maksimal.

Maka diharapkan warga perlu melaksanakan bersih lingkungan untuk tiap jum’ at, dan melakukan 3 M yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur sehingga tidak ada genangan air yang terlihat, karena genangan air sedikitpun untuk berkembang biak nyamuk DBD. Dikatakan juga bahwa monitoring jentik ini digencarkan di awal tahun dan akhir tahun, yakni  pada awal musim penghujan di awal tahun dan akir tahun seperti ini.

Pada Gerakan Jum’ at Bersih juga dihadiri Bupati Drs. H Sri Purnomo, Msi juga berkenan memereksa di rumah dan halaman, juga berkenan memberi sambutan, bahwa setelah mengecek di beberapa rumah dan halaman rumah ternyata banyak didapati jentik-jentik banyak sekali seperti bekas Aquarium yang terisi air hujan otomatis untuk bertelur nyamuk itu, ini semua harus kita sadarkan kepada masyarakat jangan sampai ada wadah yang terbuka dan memungkinkan berkembangnya jengtik nyamuk.  Kader-kader jumantik juga perlu masuk ke rumah-rumah juga memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga jangan sampai terjadi lagi ada tenpat-tempat terbuka ada airnya untuk bertelur nyamuk. Namun demikian para kader juga perlu memberikan pemahaman pada warga agar tidak hanya membersihkan lingkungan namun juga terus menjaga agar jentik tidak lagi muncu.

Berkembangnya nyamuk ini diantara bulan Januari, Pebruari  ini bulan yang sangat cocok untuk berkembangnya nyamuk Aydes, dan dipilihnya ngecek di Dusun Gamol Balecatur Gamping ini karena daerah ini termasuk 3 besar di Kabupaten Sleman.

Masalah KLB itu batasannya bulan Januari yaitu 148 kita masih dibawah garis itu, sehingga masih dibawah rata-rata yang menjadi ukuran untuk KLB, karena berada dibawahnya belum bisa menyatakan KLM tapi yang penting, perangkat Desa terus menerus bersama masyarakat untuk memberikan kesadaran bagaimana kita memnjaga jangan sampai nanti nyamuk DBD iti bisa berkembang  dengan baik.

Disampaikan juga oleh Sri Purnomo bahwa di Kabupaten Sleman sudah ada 2 Kecamatan yang melibatkan kader-kader anak SD misalnya di Kec, Sleman ada Kader yang namanya Tabuh singkatan dari Tanggap Bocah, dan di Kec. Godean ada Kader yang namanya Kancil Satgas Andalan Cilik, kader ini tidak hanya mengamati jentik-jentik tetapi juga untuk memilih sampah-sampah. Sri Purnomo berharap agar Pemrintah Kecamatan Gamping juga mengupayakan adanya kader jentik dari anak-anak yang ternyata sangat efektif guna terus memantau jentik-jentiik nyamuk.