Hari Sabtu, 19 Januari 2013 telah dilaksanakan Pencanangan Sekolah Siaga bencana (SSB) SMK Nasional Berbah. Acara dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo dan tamu undangan lainnya. Menurut Kepala Sekolah SMK nasional Berbah, sekolah ini dibawah Yayasan Pendidikan Teknologi Nasional Yogyakarta yang berkantor di Babarsasri Kampus STTNas Yogyakarta, dan telah melaksanakan Sistem manajemen Mutu ISO 9001 : 20008 mulai tahun 2010.  SMK nasional Berbah mempunyai 4 Kompentensi Keahlian yang terakreditasi A, meliputi : Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi tenaga Listrik, Kompetensi Keahlian Teknik Mesin, Kompetensi Keahlian Teknik Otomotif kendaraan Ringan, dan Komptensi Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.
Selain itu SMK Nasional berbah juga mengadakan Workshop Pengembangan Kurikulum yang mengacu pada Mitigasi Bencana mencakup tentang : Visi, Misi dan Tujuan Sekolah, Standar Kopetensi lulusan, Silabus dan indikatornya, juga Rencana proses pembelajaran )RPP) dan materi pembelajaran. Serta mempunyai sarana pendukung berupa fisik untuk menjadikan SMK Nasional berbah menjadi Sekolah Siaga Bencana antara lain : Adanya denah/peta jalur evakuasi dan papan-papan petunjuk evakuasi, tempat titik kumpul, Ada sirine/Kentongan sebagai alat member petunjuk ada Gempa Bumi, Peralatan evakuasi dan PPGD seperti Dragbar, tenda, spalk, mitela, P3K, serta Peralatan Komunikasi (HT), Radio baterre, senter, alat pemadam kebakaran.Demikian laporan yang disampaikan Kepala Sekolah SMK Nasional Berbah Dwi Ahmadi, Spd.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Drs. H Sri Purnomo, MSI mengatakan bahwa Kabupaten Sleman merupakan daerah yang diberi anugerah Tuhan dengan berbagai potensi yang dimiliki. Namun, di balik itu, dari komposisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis, Kabupaten Sleman menyimpan potensi bencana yang diakibatkan factor alam maupun non alam.
Pada tahun 2010 yang lalu, semua merasakan bagaimana dasyatnya erupsi Gunung Merapi, yang kemudian diikuti oleh banjir lahar dingin yang terus mengancam sampai saat ini. Beberapa saat yang lalu, sebagian masyarakat Sleman juga terkena angin puting beliung yang juga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Untuk itu, Saya berharap agar semua elemen masyarakat di Kabupaten Sleman mengerti dan memahami bagaimana menanggulani bencana dan menjadi tangguh dalam mitigasi dan penanganan bencana.
Menghadapi fenomena bencana yang makin luas dan kompleks, sesuai Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, seluruh pemangku kepentingan dan elemen masyarakat, harus menyelenggarakan, bukan hanya saat terjadi tanggap darurat bencana, Tetapi juga pada pra bencana dan pasca bencana. Paradigma penanggulangn bencana, tidak lagi di titik beratkan pada penanganan kedaruratan, namun lebih pada upaya pengurangan resiko bencana, menuntut adanya kesiapsiagaan masyarakat termasuk sekolah.
Mitigasi bencana harus menjadi bagian dari budaya dan lokal wisdom masyarakat Sleman. Oleh karena itu pembinaan dan pelatihan cara penanggulangan bencana harus dimulai sejak dini. Mitigasi bencana harus diperkenalkan dan diajarkan di bangku sekolah, bahkan sejak jenjang yang paling bawah. Siswa-siswa sangat perlu diberi pemahaman dan pembinaan bagaimana cara penanggulangan dan mitigasi bencana.
Bupati juga memberikan apresiasi atas upaya SMK Nasional Berbah yang telah menempatkan mitigasi bencana menjadi salah satu bagian dari materi ajar dan kurikulum pembelajaran sekolah. Diharapkan sekolah-sekolah yang lain, dari jenjang terbawah di Kabupaten Sleman juga harus mengikuti langkah SMK Nasional Berbah ini. Melalui program sekolah siaga Bencana, guru-guru dan siswa nantinya menjadi agen maupun pelaku dalam penanggulangan bencana. Tidak hanya di sekolah, namun juga aktif dan pro aktif menggerakkan masyarakat di lingkungannya.
***