Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman, Ir. S. Riyadi Martoyo, MM mengungkapkan bahwa di Kabupaten Sleman tidak terjadi pemogokan penjual/pedagang daging sapi seperti yang diisukan selama ini. Para penjual/pedagang daging sapi masih tetap berjualan seperti biasanya, hanya saja terjadi penurunan pemotongan sapi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, masih cukup banyak para penjual bakso yang berjualan meskipun ukurannya diperkecil. Hal ini merupakan indikator bahwa transaksi daging sapi masih berlangsung.
Beberapa jagal juga mengatakan tidak ada rencana untuk mogok berjualan daging. Seperti di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Mancasan biasanya bisa memotong 5 hingga 7 ekor sapi perhari, namun saat ini hanya memotong 1 hingga 2 ekor sapi saja. Harga daging sapi di pasar (eceran) per tanggal 17 Januari 2013 berkisar antara Rp 95.000 s/d Rp 96.000 per kg. Sedangkan harga dari jagal kepada para pedagang eceran sekitar Rp 92.000/kilogram. 
Harga daging sapi sangat ditentukan oleh adanya penawaran dan permintaan dari komoditas yang bersangkutan. Kebijakan pemerintah sebelumnya agak longgar impor sapi maupun daging beku. Sedangkan pada tahun 2012 sampai dengan saat ini sangat membatasi impor, sehingga sangat mempengaruhi keseimbangan supply-demand. Supply berkurang, permintaan tetap atau bahkan naik, maka terjadi kenaikan harga. Fenomena kenaikan harga daging sapi mulai terjadi sejak bulan Ramadhan 1433 H hingga sekarang.     Dijelaskan pula bahwa pasar ternak/daging terbuka secara nasional, artinya tidak ada larangan ternak sapi dari satu daerah untuk dibawa ke daerah lain. Ternak yang dipasarkan di pasar hewan Gamping  selain berasal dari DIY, juga datang dari Klaten, Muntilan, Purworejo dan Kebumen.