Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX bersama Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo melakukan kunjungan kepada petani tebu di Kalasan. Kunjungan yang diterima di kediaman Kepala desa Tirtomartani kalasan Sriyanto. Lahan kebun tebu yang dikunjungi Wakil Gubernur DIY dan Bupati Sleman yaitu di Kedulan yang kebetulan didepan rumah kepala desa Tirtomartani dan di Grenjeng Purwomartani Kalasan. Ikut mendampingi wakil Gubernur DIY antara lain Kepala Dinas Kehutanan Prop. DIY Muhammad Dawam, Direktur PG Madukismo Rahmad Edi Cahyono, Camat Kalasan Drs, Samsul Bachri, MM.
Sementara itu Wakil Gubernur DIY dalam kesempatan tersebut antara lain menyampaikan bahwa kunjungan di Kalasan diharapkan akan memacu petani tebu di Sleman untuk lebih giat dan rekun dalam menggeluti perkebunan tebu, mengingat hasil dari perkebunan tebu membawa kesejahteraan petani lebih baik, karena hasil dari perkebunan tebu tersebut lebih besar dibanding dengan budidaya komoditas  yang lain . Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk   lahan tebu di Sleman yang luasnya mencapai 1.300 ha tersebut bisa ditambah, terutama lahan yang kurang produktif misalnya untuk tanaman padi, karena untuk tanaman tebu lahan yang kurang baik pun bisa tumbuh dengan baik.
Ditambahkan Direktur PG Madukismo Rahmad Edi Cahyono bahwa panen tebu tahun 2012 ini mengalami kenaikaan hingga 30 % dibanding tahun sebelumnya. Untuk rata-rata hasil panen perhektar tahun 2012 mencapai 660 kwintal, sedang tahun sebelumnya hanya 525 kwintal. Peningkatan hasil tebu tahun 2012 tersebut karena didukung iklim yang baik, dan untuk tahun 2013 ini yang perlu diwaspadai adanya hama uret, apalagi kalau hujan masih terjadi saampai bulan April.
Sedangkan kepala desa Tirtomartani Sriyanto, yang juga ketua kelompok petani tebu Ngudi Rejeki dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa luasan lahan tebu milik kelompok Ngudi Rejeki seluas 25 ha yang  dan ada di wilayah Tirtomartani, dengan jumlah anggota 15 orang. Lahan seluas tersebut sebagian merupakan tanah kas desa yang disewa oleh kelompok. Yang jelas setelah petani yang tergabung dalam kelompok Ngudi Rejeki tingkat perekonomiannya bertanmbah baik dibanding sebelum masuk menjadi anggota kelompok. Peningkatan kesejahteraan tersebut diakibatkan naiknya pendapatan setelah menanam tebu. Sebagai perbandingan dengan lahan 1 ha selama satu musim tanam tebu yang umurnya  satu tahun akaan mendapat hasil antara 10 – 15 juta rupiah. Dengan perhitungan dengan biaya sekitar 25 juta untuk setiap hektarnya, setelah panen/musim tebang akan mendapatkan hasil 35 – 40 juta rupiah. Hanya saja yang menjadi kendala adanya hama uret yang menyerang akar tanaman, tetapi hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah karena sudah ada obatnya .