Festival Seni Tradisional Islami Jadi Media Dakwah
Festival Seni Tradisional Islami ini juga merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan, sekaligus untuk memperkenalkan atau mensosialisasikan kesenian tradisional Islami yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Sleman. Disamping itu penyelenggaraan Festival ini, diharapkan bisa sebagai ajang peningkatan kualitas karya seni, melalui kreatifitas dan aktifitas seniman yang ada di Kabupaten Sleman. Diharapkan pula, selain menjadi media dakwah, Festival ini bisa memberikan nilai positif bagi perkembangan dunia kepariwisataan di Kabupaten Sleman. Oleh karena itu, diharapkan agar penyelenggara dapat mengembangkan kreativitasnya, sehingga penyelenggaraan Festival ini dari waktu ke waktu akan semakin atraktif dan bisa menarik wisatawan untuk menikmatinya.” Hal tersebut disampaikan bupati Sleman dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asekda bidang Pembangunan Dra. Suyamsih, MPd saat membuka festival seni tradisional Islam di Gedung Serbaguna Selasa 18 September 2012.
Disampaikan pula bahwa Islam tidak hanya dipandang sebagai ajaran agama yang penuh dengan aturan, dan kewajiban. Namun, dengan kegiatan ini, kita bisa melihat bahwa Islam adalah indah, menarik, dan menyenangkan. Kegiatan ini, harus terus dikembangkan, terlebih saat ini Islam sedang mendapatkan citra negatif, karena ulah segelintir umat yang sempit dalam memahami Islam. Islam tidak identik dengan kekerasan atau terorisme, tetapi Islam identik dengan keindahan dan kasih sayang. Islam bisa berkembang pesat bahkan menjadi mayoritas di bumi nusantara ini, bukan karena glayutan pedang maupun pekikan semangat perang, tetapi karena indahnya kesenian. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk menyelami indahnya Islam. Dahulu para wali, sunan dan ulama dalam berdakwah mempergunakan media kesenian. Bahkan kesenian yang sebenarnya merupakan kreasi seniman yang bukan Islam. Dengan kreativitasnya, oleh para wali, kesenian ini di olah menjadi media dakwah yang
efektif bahkan terus diuri-uri sampai saat ini. Diharapkan pula adanya upaya dari seluruh masyarakat untuk nguri-uri kesenian tradisional. Ditambahkan bahwa di Sleman ini kurang lebih ada 16 kesenian tradisional. Sedangkan yang bernafaskan Islam kurang lebih ada 8 jenis. Upaya nguri-uri kesenian tradisonal ini, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat.
Pembukaan Festival Seni Tradisional Islam tersebut ditandai dengan pemukulan bedhug. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Ketua DPRD Sleman Koeswanto, SIP dll.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman Drs. H. Edi Gunawan, MPdi menyampaikan bahwa festival kesenian tradisional ke 2 tahun 2012 tersebut diselenggarakan selama 2 hari mulai tanggal 18-19 September 2012 di gedung Serbaguna sleman. Festival tersebut berupa kesenian Hadhroh, dan diharapkan melalui festival tersebut kerinduan akan pancaran sifat-sifat agung dan pribadi mulia Rosulullah terpancar menyinari segenap umat Islam dan umat manusia padaa umumnya. Jumlah peserta pada festival tersebut sebanyak 38 group, setiap group berjumlah 12 s.d. 20 orang dan memperebutkan piala.