Sleman Miliki Potensi Koperasi Yang Cukup Besar
Dalam rangka penilaian Koperasi Berprestasi dan Koperasi Award tahun 2012, Tim Penilai Koperasi Berprestasi tahun 2012 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan audiensi dan verfifikasi hasil penilaian sejumlah koperasi di Kabupaten Sleman. Diterima oleh Sekretaris Daerah Kabupatenh Sleman, dr. Sunartono, M.Kes, Kepala Dinas Koperasi Provinsi DIY, Ir. Riadi IB, SS dengan didampingi oleh Kepala Bidang Koperasi S. Bambang Harimurti bertandang di Ruang Tamu Bupati pada Kamis, 21 Juni 2012.
Dalam kunjungan ini Kepala Bidang Koperasi menyampaikan hasil penilaiannya. Dari hasil penilaian tersebut, menurut Bambang Harimurti, Sleman memiliki potensi koperasi yang cukup besar bila dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Yogyakarta. Sleman dengan jumlah koperasi lebih dari 600 merupakan kabupaten yang memiliki jumlah koperasi terbesar. Dari jumlah tersebut 85% diantaranya merupakan koperasi yang aktif dan membuat RAT setiap tahunnya. Jumlah ini cukup membanggakan jika dibandingkan angka rata-rata koperasi aktif di DIY yang hanya mencapai 75% dari total jumlah keseluruhan.
Sebagian besar koperasi di Sleman bergerak pada proses simpan pinjam. Upaya ini merupakan kegiatan yang banyak diminati masyarakat, meskipun demikian proses simpan pinjam di koperasi berlangsung cukup lancar. Jumlah kredit macet yang dialami koperasi di Sleman saat ini tidak lebih dari 5% dengan NPL 15%. Hal ini membuktikan bahwa mental anggota koperasi cukup baik meskipun pada masa-masa bencana anggota koperasi seringkali mengalami kesulitan dalam pengembalian pinjaman. Dengan prestasi ini, Bupati Sleman dapat diajukan untuk mendapatkan penghargaan Satya Koperasi untuk ketiga kalinya, dengan demikian Bupati Sleman berkesempatan meraih penghargaan tingkat Bhakti setelah memperoleh penghargaan Satya Koperasi tiga kali berturut-turut.
Keberhasilan ini tidak diraih begitu saja. Sunartono menyampaikan bahwa Pemkab Sleman selalu berupaya memfasilitasi koperasi untuk terus berkembang. Ditegaskan oleh Sunartono bahwa untuk membangun koperasi yang baik perlu diupayakan pembenahan SDM. Masalah yang banyak dialami koperasi saat ini umumnya berasal dari internal koperasi karena pengurus yang kurang militan dan fokus mengurus koperasi. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk terus melakukan pembinaan bagi pengurus-pengurus koperasi. Upaya ini diantaranya melalui pemberian pinjaman modal dengan dana pemberdayaan dari Disperindagkop Sleman. Selanjutnya bagi koperasi yang dinilaii telah cukupbaik, Bank Sleman juga memberikan kemudahan pinjaman dengan bunga ringan melalui Kredit Krisan (Kredit Sepisan). Ke depannya diharapkan koperasi-koperasi yang telah berkembang lebih lanjut dapat diakses oleh perbankan termasuk dengan KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan pada koperasi yang tidak melakukan RAT, Disperindagkop Sleman juga melaluukan dialog sehingga koperasi dapat menyampaikan permasalahannya sehingga dapat dicari solusinya. Disampaikan juga oleh Sunartono bahwa melalui koperasi, pemerintah berupaya mendidik masyarakat untuk mandiri. Meskipun pada intinya usaha simpan pinjam sama halnya dengan yang dilakukan oleh perbankan, akan tetapi melalui koperasi, anggota dididik untu bertanggung jawab atas pinjaman sekaligus berupaya menabung dan berinvestasi dalam koperasi. Sekda Sleman yakin bahwa dengan memiliki koperasi-koperasi yang sehat, perekonomian Sleman akan mampu menghadapi persaingan global.