Labuhan Merapi pada pagi hari Kamis, 21 Juni 2012 dimulai dari lapangan parkir Ngrangkah, dipimpin oleh juru kunci Merapi Ki Lurah Surakso Asihono disertai Abdi Dalem Hargo Merapi. Prosesi labuhan dengan iring-iringan abdi dalem yang menaiki lereng Merapi dengan membawa perlengkapan labuhan sebelumnya berhenti di bekas rumah Mbah Marijan untuk memanjatkan doa bagi Almarhum, agar diampuni segala kesalahan, diterima segala amal ibadah dan ditempatkan ditempat yang lebih baik dari pada sewaktu di dunia. Acara dilanjutkan dengan iringan mulai menaiki lereng Merapi sejauh 2 km menuju alas bedengan. Suasana iringan tampak hening dengan hawa dingin serta tanaman yang mulai menghijau di kanan-kiri tebing. Tampak pula masyarakat maupun turis manca Negara yang dengan antusias mengikuti prosesi iring-iringan labuhan.

Labuhan Merapi merupakan kegiatan rutin tahunan setiap tanggal 30 Rejeb dalam rangka memperingati jumenengan Ndalem Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dengan tujuan untuk memohon perlindungan dan keselamatan warga lereng Merapi khususnya dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya.

Sesampai di Alas Bedengan, perlengkapan labuhan yang berupa sinjang limar 1 lembar, sinjang cangkring 1 lembar, semekan gadhung 1 lembar, semekan gadhung melati 1 lembar, paningset udaraga 1 lembar, kambil watangan 1 biji, seswangen 10 biji, seloratus lisah konyoh 1 buntal, yotro tindih 2 amplop, destar doromuluk 1 lembar. Ikut menyertai uba rampe labuhan yakni kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung selesai upacara labuhan.

Acara labuhan ditandai dengan pembukaan ubo rampe yang selanjutnya ditaruh berjajar di plataran alas Bedeng dilanjutkan dengan pembacaan layang labuhan dari Keraton Yogyakarta oleh Ki Surakso Asihono. kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh abdi dalem Surakso Miksan. Selama prosesi labuhan cuaca di Lereng Merapi cerah dengan hawa dingin. Selesai acara kemudian abdi dalem perempuan mengemas ubo rampe labuhan yang berupa nasi putih, ayam dan srundeng dalam plastik kecil. Kemasan nasi ini kemudian dibagikan kepada pengunjung satu-persatu, setelah menerima bagian nasi pengunjung beserta rombongan abdi dalem turun gunung, yang ditemani dengan turunnya kabut yang cukup tebal dikanan kiri tebing Merapi.***