Masyarakat Sleman Ikuti “Satu Hari Seribu Akseptor”
Dalam rangka meningkatkan pencapaian peserta KB Aktif serta meningkatkan kerjasama kemitraan dengan lembaga sosial masyarakat yang berada di propinsi DIY, Pengurus Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Propinsi DIY mengadakan kegiatan “Pelayanan KB Gratis satu hari 1000 Akseptor” yang serentak dilaksanakan di 5 Kabupaten/Kota. Untuk Kabupaten Sleman pelayanan KB gratis ini dilaksanakan di 3 Wilayah yaitu wilayah yaitu barat di Gedung PMI DIY, wilayah tengah di RSIA Sakina Idaman dan Wilayah timur di RSI PDHI Kalasan. Hadir pada acara pembukaan yang dilaksanakan di gedung PMI DIY BKKBN Propinsi DIY, Ketua penggerak PKK, Muspika, Dinas Kesehatan, IDI, dan ketua PMI Pripinsi DIY.
Tujuan dilaksanakan pelayanan tersebut adalah untuk meningkatkan jumlah, cakupan, dan pemerataan pelayanan Keluarga Berencana [KB] melalui pelayanan gratis, dan membangun kerjasama dan kemitraan dengan lembaga Masyarakat serta menggelorakan kembali semangat program KB di masyarakat. Sedangkan sasaran adalah pasangan usia subur (PUS), khususnya peserta peserta KB baru, jumlahnya MOW 75, MOP 25, IUD 700 dan Implant 200. Untuk Kabupaten Sleman, Pasangan Usia Subur Calon Akseptor terdaftar 515 calon yang terdiri dari MOW 70, MOP 12, IUD 180, Implant 152 calon,
Ketua PMI DIY H. Herry Zudianto, SE, Akt, MM mengatakan, Palang Merah Indonesia Provinsi DIY senantiasa terus meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat baik pada saat bencana maupun normal sehingga PMI benar benar menjadi organisasi kemanusiaan yang profesional, tanggap dan dicintai masyarakat. Dan untuk mewujudkan visi tersebut PMI terus mengembangkan kerjasama baik dengan pemerintah, swasta maupun yang lainnya, seperti kerjasama dengan kabupaten sleman melalui Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayan masyarakat kabupaten Sleman.
Bupati Sleman yang diwakili Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Sleman dr. H. Endang Pujiastuti, M.Kes mengatakan bahwa kegiatan pelayanan itu diharapkan dapat menjadi wujud kerjasama yang lebih baik di masa-masa mendatang. Dengan kerjasama diharapkan terwujud keluarga dan generasi yang berencana di Kabupaten Sleman dan di DIY pada umumnya.
Terlebih lagi saat sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa meskipun peserta KB baru mengalami peningkatan namun disisi lain, peserta KB aktif mengalami penurunan yaitu dari jumlah 121.245 peserta di tahun 2010 menjadi 118.424 peserta di tahun 2011. Demikian halnya dengan peserta KB mandiri yang juga menurun dari 89.295 tahun 2010 menjadi 85.001 di tahun 2011. Sedangkan peserta KB wanita menurun dari 113.027 peserta menjadi 110.034 peserta di tahun 2011. Penurunan itu tidak semata-mata dikarenakan oleh menurunnya peserta KB, namun disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya peserta yang sudah menopause maupun ganti kontrasepsi dan pasangan yang ingin memiliki anak lagi. Hal itu memberikan satu tantangan agar kegiatan-kegiatan untuk melaksanakan program KB tidak semakin memudar di masyarakat.
Lebih lanjut Endang berharap, melalui kegiatan tersebut dapat menggiatkan kembali serta memotivasi gerakan-gerakan masyarakat untuk ber-KB. Untuk itu juga diperlukan sinergi yang solid dari peran para kader dan para penyuluh KB hingga tingkat desa.
Sementara itu Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, bersama dengan Kepala BKKBN DIY Djondrorini, M.Kes, berkenan meninjau pelaksanaan program ini di RSI PDHI Kalasan, Ditempat ini melayani untuk wilayah Sleman Timur dan dapat terlayani untuk IUD 63 orang dan Implan 72 orang, sementara untuk Sleman tengah dilayani di RSIA Sakina Idaman. Setelah dilakukan pendataan sampai dengan pukul 13.00 WIB di Sleman dapat dilayani peserta KB sejumlah 596 orang dengan perincian IUD 270, Implan 213, MOW (Medis Operasi Wanita) 13 dan MOP (Medis Operasi Pria) 70 peserta.
Menurut Bupati Sleman kegiatan ini ternyata mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat sehingga nanti akan diusulkan kegiatan ini diteruskan karena di Sleman merupakan peserta dengan jumlah terbesar di DIY dari target 1000 peserta se DIY. Menurut Bupati dengan KB maka akan dapat merencanakan keluarga yang berkualitas baik kualitas kesehatan maupun pendidikan sehingga akan tercipta generasi muda yang berkualitas.***