Selasa 14 Februari 2012 telah berlangsung peresmian pasar tradisional di Dusun Ngablak Bangunkerto Turi yang diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Dr. Syarief Hasan, MM,MBA. Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur DIY, Bupati Sleman dan beberapa pejabat di lingkungan Propinsi DIY dan Pemkab Sleman.

Dalam acara peresmian pasar Tradional di Dusun Ngablak Bangun kerto Turi tersebut Wakil Gubernur Sri Paduka Pakualam IX dalam sambutannya mengatakan bahwa erupsi gunung merapi 2010 yang lalu telah menghentikan aktivitas perekonomian di Kabupaten Sleman, terutama di kawasan yang terkena dampak langsung erupsi Merapi. Kelumpuhan aktivitas perekonomian terjadi karena banyak sarana dan prasarana pendukung utama pergerakan perekonomian masyarakat mengalami kehancuran total. Komoditas perekonomian dan pasar tradisional hancur tersapu lahar panas dan material vulkanik Merapi.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM sigap memperhatikan pembangunan kembali pasar-pasar tradisional dan penguatan koperasi adalah langkah yang sangat tepat, karena disitulah dan dengan itulah aktivitas masyarakat pedesaan digerakkan.

Untuk  itu atas nama Pemerintah Provinsi DIY kami mengucapkan terimakasih atas semua perhatian dari pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM dan demikian juga atas penataan PKL di Lembah UGM yang dalam hal ini keberadaan mereka menjadi salah satu penyangga kelancaran proses pendidikan para mahasiswa yang sedang menempuh studinya di Yogyakarta.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman antara lain mengatakan bahwa keberadaan pasar tradisional di wilayah Sleman terus diupayakan dipertahankan dan dikembangkan. Bagi masyarakat  Sleman pasar tradisional tidak hanya untuk sekadar tempat transaksi belanja tetapi juga untuk menjajakan hasil produksi masyarakat dan melakukan interaksi sosial. Dari tahun ke tahun jumlah para pedagang di pasar Tradisional baik  pasar tradisional yang dikelola oleh Kabupaten Sleman maupun Desa terus bertambah. Saat ini saja di Kabupaten Sleman melalui Dinas Pasar mengelola sekitar 37 pasar tradisional yang dikelompokkan menjadi 14 kelompok pasar dengan jumlah pedagang sekitar 14.291 pedagang yang terdiri dari 10.754 pedagang tetap dan 3.537 pedagang luar dasaran.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Koperasi dan UKM memberikan apresiasiasi yang tinggi terhadap pelaku pengusaha Koperasi di Kabupaten Sleman dan juga pada masyarakat yogyakarta. Ia juga bertermakasih yang setinggi-tingginya atas kepedulian terhadap Koperasi, kepedulian terhadap pedagang kaki lima ( PKL)  dan kepedulian terhadap pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Ia berharap dengan bantuan penguatan modal ini  betul-betul dimanfaatkan untuk kepentingan anggota, untuk kepentingan yang lebih produktif. Sehingga tujuan pemberian bantuan sosial oleh pemerintah tersebut bermanfaat bagi rakyat, bermanfaat bagi anggota dalam meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Lebih lanjut Menteri berpesan juga kepada para penerima kridit usaha rakyat bahwa kredit usaha rakyat itu bukan bantuan sosial. Karena kalau bantuan sosial sifatnya itu adalah bantuan pemerintah agar ekonominya bisa meningkat. Sedangkan  kalau kredit usaha rakyat itu harus dicicil dan dikembalikan, karena uang kredit  adalah uang nasabah atau uang rakyat juga. Dengan demikian para pengusaha diharapkan mengembalikan dengan tepat waktu dan digunakan untuk hal yang sifattnya produktif.

Pada kesempatan tersebut menteri juga berpesan agar masyarakat menjaga dan memanfaatkan pasar tradisional yang telah diresmikan ini dengan sebaik baiknya. Terkait dengan perkembangan pasar tradisional menteri koperasi juga mengatakan bahwa pasar tradisonal merupakan potensi pembangunan ekonomi di tingkat grass root. Ia juga mendukung bahwa pasar tradisional yang tumbuh dari masyarakat akar rumput yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi juga interaksi sosial ini, harus terus dikembangkan.  Menteri juga memberikan apresiasi atas laporan Bupati Sleman tentang perkembangan koperasi di Sleman. Dari 600 – an koperasi yang ada di Sleman hanya sedikit yang mati/beku.***