Kepedulian terhadap para korban bencana alam kembali ditunjukkan, salah satunya oleh Universitas Atmajaya. Pada Kamis, 24 November 2011 bertempat di lokasi pembangunan rumah tumbuh di Dusun Pusmalang, Wukirsari, Universitas Atmajaya meluncurkan buku dengan judul “Rumah Tumbuh sebagai Jembatan Kebersamaan”, yang memuat tentang seluk beluk permasalahan akibat erupsi Gunung Merapi pada Oktober hingga November 2010 yang lalu dan proses pembangunan rumah tumbuh bagi masyarakat korban erupsi tersebut. Hadir dalam acara ini Bupati Sleman, Sri Purnomo, Rektor UAJY Dr. R Maryatmo, MA, Ketua LPPM UAJY Dr. Ir. Y. Djarot Purbadi, MT, Camat Cangkringan dan sejumlah masyarakat Dukuh Pusmalang.
Pembangunan rumah tumbuh ini dibangun dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan pembangunan 10 rumah yang tersebar di 3 lokasi (4 buah di Dusun Pangukrejo Desa Umbulrejo, 3 buah di Dusun Pusmalang Desa Wukirsari). Pembangunan tahap pertama berlangsung dari tanggal 1 sampai dengan 27 Februari 2011 dan diserahkan kepada masyarakat pada tanggal 28 februari 2011. Sedangkan tahap kedua dilakukan pembangunan 10 rumah yang kesemuanya berada di Dusun Pusmalang Desa Wukirsari. Pembangunan tahap kedua berlangsung dari tanggal 14 Maret sampai dengan 10 April 2011 dan diserahkan masyarakat pada tanggal 11 April 2011.
Dalam pelaksanaan pembangunan rumah tumbuh ini,  Universitas Atma Jaya Yogyakarta bekerjasama dengan Posko Sumur Kitiran Mas Gereja Pakem Sleman menerjunkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Peduli Bencana yang pada tahap pertama diikuti 45 mahasiswa dan pada tahap kedua diikuti 23 mahasiswa. Kegiatan pokok dalam program ini adalah membangun rumah sederhana berukuran 6×6 meter dengan dinding batako, atap asbes dan lantai semen. Rumah bantuan ini dibangun di lahan milik penerima bantuan yang merupakan janda dan relawan yang berasal dari Dusun Pangukrejo Desa Umbulharjo dan Dusun Kalitengah Kidul Desa Glagaharjo, serta sebagian warga dari Dusun Petung, Kepuharjo yang secara swadaya membeli lahan di Dusun Pusmalang, Wukirsari.
Dalam sambutannya Bupati Sleman menyambut baik pembangunan hunian ini. Sri Purnomo menyampaikan harapannya agar setiap bantuan dari donatur dapat berkoordinasi dengan pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan kawasan rawan bencana yang ditetapkan pemerintah. Dengan demikian nantinya tidak terjadi kesimpangsiuran tentang pemberian dana bantuan. Menjawab pertanyaan warga tentang pemberian dana bantuan, Sri Purnomo menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan bantuan pendirian hunian tetap dengan luas hunian sebesar 100m2 ditambah lahan seluas 50m2 sebagai fasilitas umum ditambah dana bantuan sebesar Rp. 30 juta bagi tiap warga korban erupsi Merapi. Oleh karena itu setiap donatur diharapkan dapat berkoordinasi dengan pemerintah sehingga tidak terjadi duplikasi bantuan sehingga pemberian bantuan dapat merata bagi seluruh korban masyarakat. Bupati juga menegaskan bahwa warga yang telah mendapat bantuan dari donatur tidak akan mendapat bantuan dari Rekompak JRF.