Idul Adha Di Sleman
Sholat ‘Idul Adha 1432 H yang dilaksanakan , tepat pukul 07.00 WIB,Minggu 06 Nopember 2011, oleh Pemerintah Kabupaten Sleman yang sedianya akan dilaksanakan di Lapangan Denggung,Tridadi,Sleman,karena cuaca saat itu hujan rintik-rintik,maka sholat dipindahkan di Gedung Serbaguna Kabupaten Sleman.Sehingga banyak jama’ah yang tidak tertampung dan memilih tempat seadanya dan tidak mengurangi kekusukannya dalam menjalan ibadah sholat. Tampak Sejak pagi masyarakat berduyun-duyun memadati Gedung serbaguna.
Pejabat Sleman yang hadir ikut melaksanakan sholat Ied antara lain Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu.Ssos.MHum, Sekretaris Daerah dr.Sunartono.M.Kes, sewta para kepala dinas dan intansi ,Sedangkan Bupati Sleman Melaksanakan Sholat di Halaman Monumen Jogja Kembali.
Bertindak sebagai Imam dan Khotib Prof.DR.H.Taufiq Ahmad Dardiri,SU dari Fakultas Adab Univertsitas Islam Negeri Yogyakarta.
Dalam hotbahnya Taufiq mengingatkan,agar keluarga,kerabat dan handai tolan serta umat Islam selalu senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT,terutama dalam mengarungi hidup yang masih penuh tantangan dan kemungkinan-kemungkinan yang belum dapat diperkirakan.
Selanjutnya Taufiq mengatakan, dalam menghadapi hari raya ‘idul Adha,Umat Islam ditantang utnuk berkurban dengan cara menyembelih hewan tertentu demi menjunjung tinggi solidaritas kepada sesama, terutama kepada mereka yang miskin,papa dan dtertindas. Penyembelihan hewan adalah merupakan simbul dari pengorbanan yang lebih hakiki,yaitu kesediaan berkurban dalam membela kebenaran,kaum lemah,agama Allah dan ajaran-ajaran rasulnya.Selain itu berkurban mengandung ajaran akan betapa pentingnya berbuat baik pada sesama.
Dijelaskan Taufiq, kebaikan yang seharusnya menjadi dasar kehidupan sosial,kini dapat diibaratkan barang langka yang sulit ditemukan ditengah-tengah kehidupan,dan yang ditemukan justru kecenderungan semakin menguatnya sifat-sifat egoistic,keakuan,angkuh,sombong,merasa diri paling benar.Manusia ibarat serigala bagi manusia yang lain,yang tega mengorbankan hidup sesamanya.
“Pelaksanaan Ibadah kurban terdapat dua dimensi yaitu dimensi Ilahiyah dan Insaniyah.Dimensi Ilahiyah adalah berkait erat hubungan vertikal antara manusia dan Tuhannya.Kesediaan untuk menyembelih hewan kurban mengindikasikan hubungan dengan Tuhannya yang didasarkan pada kepatuhan,ketaatan,kerelaan dan kesabaran. Manusia yang memiliki kesadaran hubungan Ilahiyah ini menyadari bahwa harta yang dimiliki adalah titipan dan amanah Tuhannya.Sedangkan Dimensi Insaniyah erak kaitannya dengan hubungan antara sesama manusia,masyarakat dan lingkungannya.Menyembelih hewan kurban yang dagingnya dibagi-bagikan kepada masyarakat,adalah menunjukkan bahwa solidaritas manusia perlu dibangun untuk memperkuat dan memperteguh bangunan sosial kemasyarakatan” Kata Taufiq.
Akhirnya Taufiq mengajak, untuk menauladani dan mengambil hikmah dari pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh Nabi Ibrohim dan Nabi Ismail,Nabi Ibrahim telah rela kehilangan anak yang amat dicintainya.Demikian pula Nabi Ismail yang rela dikurbankan adalah merupakan bukti kepatuhannya kepada Tuhannya.