Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Hidup Sleman Dievaluasi Propinsi DIY
Kedatangan Tim Evaluasi ini memberikan suatu kebanggaan bagi masyarakat dan memotivasi untuk melaksanakan upaya pengelolaan kebersihan dan keteduhan lingkungan hidup dengan lebih baik dan lebih optimal lagi di hari depan. Hal tersebut disampaikan bupati sleman dalam sambutan tertulis yang dibacaakan Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu,SS.M.Hum saat melepas tim Evaluasi tingkat Prop. DIY di lantai III Rabu 21 September 2011. Lebih lanjut disampaikan bahwa terhadap pelaksanaan kegiatan ini khususnya sebagai sarana pembinaan dan pemacu keterlibatan masyarakat dalam rangka mewujudkan Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Hidup yang lebih baik.
Selain itu penyelenggaraan evaluasi ini juga merupakan kesempatan yang strategis untuk memberikan motivasi kepada masyarakat dan para aparat pemerintah untuk tak pernah bosan mewujudkan kebersihan dan keteduhan lingkungan hidup di Kabupaten Sleman ini. Terkait dengan proses penyadaran masyarakat agar lebih peduli pada lingkungan hidupnya ini, kami senantiasa melaksanakan proses edukasi baik melalui pelatihan, seminar, maupun kursus agar masyarakat sadar dan tergugah dengan sendirinya bahwa tata lingkungan yang harmonis itu memberikan dukungan yang kuat bagi proses kehidupan bersama. Proses pendidikan sosial atau social education pun juga harus dilaksanakan secara terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Evaluasi ini pun juga kami pandang sebagai bagian dari proses penyadaran itu. Dengan proses edukasi yang dilakukan secara terus menerus dan dalam waktu yang lama maka kesadaran masyarakat untuk peduli akan kebersihan dan kesehatan lingkungannya akan semakin tumbuh sejak dini. Dengan tumbuhnya kesadaran tersebut maka pengelolaan lingkungan hidup akan dijalankan secara mandiri oleh masyarakat. Kemandirian masyarakat ini sudah tampak dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah di Sleman tidak didominasi oleh Pemkab saja, karena tugas pemerintah hanya melayani apa yang dilakukan oleh kelompok masyarakat.
Pengolahan sampah telah ditangani dan dilakukan oleh masyarakat sendiri seperti yang dilakukan masyarakat Padukuhan Ngemplak Caban, Tridadi, Sleman, masyarakat Sukunan, Gamping dan lainnya. Sampai tahun 2010, di Sleman terdapat 52 lembaga pengelolaan sampah mandiri yang aktif mengelola sampah secara mandiri di masyarakat.
Sementara dari kalangan pengusaha, kesadaran di bidang lingkungan terlihat dari meningkatnya pembuatan dokumen UKL-UPL dan Surat Penyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL). Pada tahun 2010 telah dibuat dokumen 1.810 sedangkan tahun sebelumnya 1.609 dokumen. Kesadaran pengusaha dalam membangun instalasi pengolah limbah (IPAL) juga meningkat. Hal ini terbukti sampai tahun 2010 telah mengelola air limbahnya 113 unit usaha dengan IPAL. Upaya mewujudkan Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Hidup di Sleman ini senantiasa diupayakan untuk melibatkan masyarakat luas dan pemangku kepentingan yang ada. Misalnya saja dalam pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan yang terus dibangun di Sleman. Pembangunan ruang terbuka hijau tersebut diharapkan dapat mencegah pencemaran dan menjadi tempat rekreasi murah, serta menumbuhkan kegiatan ekonomi warga sekitar. Demikian juga dengan lingkungan di sekolah yang terus digalakkan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang berwawasan lingkungan.
Pada kesempatan tersebut Ketua tim evaluasi tingkat Propinsi DIY Ir. Kuncoro Hadi Purwoko,MMA selaku ketua tim evaluasi dalam kesannya antara lain menyampaikan bahwa untuk merubah perilaku menjadi lebih baik adalah hal yang paling sulit, karena biasanya masyarakat berperilaku seperti biasanya, dan itu sudah mengakar pada masyarakat. Untuk merubah perilaku menjadi lebih baik memang perlu pembelajaran sejak dini, terlebih untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Menyinggung kebersihan lingkungan tim evaluasi berharap agar kebiasaan membakar sampah yang saat ini masih sering terjadi untuk mulai dihilangkan, karena membakar sampah disamping membahayakan terlebih pada musim kemarau, maka sampah tersebut bisa diolah menjadi bahan yang berguna misalnya untuk pupuk. Sedangkaan evaluasi ini bukan semata-mata untuk meraih sebuah penghargaan misalnya Adipura, tetapi yang lebih penting adalah sebagai sarana pembinaan. Menyinggung masalah lingkungan, untuk menjaga lingkungan yang baik perlu kerjasama berbagai pihak,baik masyarakat maupun pemerintah.Sementaraa itu lokasi yang dijadikan sampel dalam evaluasi tersebut antara lain Hutan Kota Denggung, Jembatan Code sekitar Asrama Haji Monjali, Pasar Sambilegi.