Pemerintah Kabupaten Sleman menerima kunjungan mahasiswa dan dosen dalam rangka Summer Programe 2011 hasil kerjasama Jurusan Hubungan Internasional FISIPOL UGM dan mahasiswa Jurusan Studi Pembangunan dari Ohio State University. Kunjungan ini khususnya membahas tentang bagaimana program-program Pemkab Sleman dilaksanakan dan apa saja hambatan dalam pelaksanaan program tersebut. Kunjungan ini diselenggarakan dalam rangka pendalaman tentang demokrasi dan otonomi daerah khususnya di Kabupaten Sleman. Sebelumnya rombongan dari Ohio university telah tinggal selama beberapa hari di Candirejo, Prambanan untuk mengamati secara langsung bagaimana masyarakat di daerah tersebut dapat mengembangkan pariwisata sebagai sumber pencaharian sehari-hari.

Dalam sambutan selamat datang yang disampaikan oleh Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan dan SDM, Drs. Dwi Supriyatno, MS disampaikan tentang bagaimana proses demokrasi dapat berjalan lancar di Kabupaten Sleman. Menurut beliau era otonomi daerah telah merubah kecenderungan pemerintah daerah dari pemerintahan yang sentralistik menuju pemerintahan yang desentralistik. Dengan kewenangan yang diberikan pada daerah tentang penetapan kelembagaan, pengaturan kepegawaian, pengelolaan keuangan maka penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat disesuaikan dengan prioritas dan potensi wilayah kawasan.

Untuk mewujudkan good governance pemerintah Sleman memprioritaskan pembangunan pada penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, revitalisasi pertanian dan ketahanan pangan, menjaga kualitas kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan ekonomi masyarakat yang berbasis potensi local, menjaga kualitas sarana prasarana public, SDA dan lingkingan hidup,peningkatan pelayanan public serta peningkatan keamanan ketertiban dan pengelolaan bencana alam.

Menanggapi pertanyaan ketua rombongan Ohio State University, Prof William Liddle tentang bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, Drs. Kunto Riyadi, MPPM selaku Kepala Bidang Perkotaan Bappeda menjawab bahwa pemerintah melibatkan masyarakat sejak pada tahap perencanaan pembangunan di Musrenbang tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Dengan demikian masukan dan aspirasi masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perencanaan pembangunan periode berikutnya.

Diakui juga oleh beliau bahwa pemerintah daerah juga mengalami kendala dana akan tetapi hal ini diatasi dengan melakukan pemberian dana stimulan yang digunakan untuk perbaikan infrastruktur. Hal ini misalnya dipraktekkan pada pembangunan jalan-jalan di daerah Sleman, pemerintah memberikan bantuan aspal dan bahan pembangunan lain sedangkan pengerjaannya dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat. Dengan cara tersebut pemerintah dapat menghemat dana hingga 10 M untuk pembangunan infrastruktur yang dapat dialokasikan untuk pembangunan di bidang yang lain.