Sleman Punya Tugas Berat Pertahankan Julukan “Kota Pelajar”
Sebagai pejabat yang sudah purna tugas masih ikut memikirkan situasi dan perkembangan di Sleman, khususnya dengan kejadian musibah besar erupsi Merapi 2010, hal itu dikatakan Drs. H. Samirin Mantan Bupati periode 2000 – 2005 dalam acara temu mantan pejabat Sleman yang diadakan, Rabu, 4 Mei 2011 di Pendopo Parasamya Sleman.
Samirin mewakili para mantan pejabat, juga ikut prihatin namun sekaligus juga bersyukur karena Sleman dipimpin oleh serang pemimpin yang telah memiliki pengalaman sebagai Wakil Bupati dan meneruskan sebagai Bupati, sehingga sudah tau apa yang harus dilaksanakan dalam menghadapi musibah erupsi Merapi.
Drs. H. Samirin juga memberikan masukan mengenai masalah pendidikan tinggi di Sleman, karena saat ini telah banyak provinsi yang mendirikan perguruan tinggi sendiri dan mengingat Yogya sejak dahulu dijuluki sebagai kota pelajar dan sekitar 70 % perguruan tinggi berada di Sleman sehingga menjadi tugas berat Sleman untuk mempertahankan julukan kota pelajar degnan mendukung dan mengembangkan sekaligus dengan pemberian fasilitas dan kemudahan terutama bagi peran dan keberadaan para mahasiswa di Sleman. Berkaitan dengan masalah perekonomian Drs. Samirin juga memberikan masukan agar para pedagang kecil diupayakan menjadi besar ditengah-tengah munculnya mall-mall dan supermarket. Pasar tradisional perlu dikembangkan tidak harus melarang berdirinya mall-mall tetapi dengan penyempurnaan fisik, manajemen maupun bantuan permodalan.
Sementara itu menanggapi masukan dari mantan pejabat Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, menyambut positif masukan yang diberikan dan kebijakan yang dilakukan adalah melaksanakan pondasi yang pernah dibangun para pendahulu, namun juga disesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini, sebagai misal saat menangani kejadian erupsi Merapi yang belum pernah terjadi kejadian erupsi sebesar tahun 2010, sehingga diperlukan perubahan-perubahan dalam menanganinya. Terkait pembangunan pasar saat ini juga Pemkab Sleman telah berupaya melengkapi fasilitas yang ada terutama seperti pasar Prambanan, Pasar Tempel, Pasar Gamping Pasar Colombo yang berbatasan dengan daerah lain, sehingga dapat menarik masuknya income dari penduduk daerah lain. Sumber devisa yang tidak kalah besarnya yakni dari kiriman orang tua kepada para mahasiswa yang kuliah di Sleman saat ini menurut catatan yang ada di BI, uang kiriman mencapai Rp 350 M/bulan untuk kebutuhan para mahasiswa. Sehingga
Sleman terus mengupayakan mempertahankan julukan kota pendidikan dengan mengembangkan perguruan tinggi sehingga para orang tua masih percaya bahwa kuliah di Sleman akan dijamin kualitasnya bagus.
Acara temu mantan pejabat juga dimerihakan dengan sarasehan batik yang diisi oleh Afif Syakur, pengusaha Batik asal Depok dan Sri Lestari Pengusa batik Jodhag, Mlati. Juga diisi dengan fashion show batik oleh Mirota Batik.