Tim NZaid ketika diterima di Ruang Rapat Bupati


Development Counsellor of NZ Aid Program mengunjungi Pemkab Sleman untuk melihat sejauh mana bantuan-bantuan yang selama ini diberikan telah dimanfaatkan masyarakat Sleman. Rombongan NZ aid ini terdiri dari Kirk Yates, Helen Bradford dan Gloriani Panjaitan. NZ Aid diterima di ruang rapat Bupati, Senin 28 Februari 2011 oleh Bupati Sleman Sri Purnomo didampingi Assekda Bidang Pembangunan, dr Sunartono, M.Kes serta para SKPD terkait.

Pada kesempatan tersebut Bupati menyampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan serta turut mengucapkan belasungkawa bagi para korban gempa bumi di New Zealand. Diharapkan kerjasama ini juga dapat dilakukan di sektor lain di masa mendatang. Sri Purnomo juga melaporkan kerugian dan kerusakan yang diderita Sleman, khususnya yang terkait dengan bantuan early warning system dari NZ Aid dan penggunaan bantuan dana Rp 2,1 Milyar.

Kirk Yates juga berterimakasih atas penerimaan Sleman yang cukup hangat serta kesempatan untuk bertemu aparat Pemkab Sleman.  Kirk juga berterimakasih atas ucapan belasungkawa Sleman bagi New Zealand. Banyak juga ucapan belasungkawa namun dari Sleman sangat berarti karena Sleman pasti mengerti bagaimana rasanya tertimpa bencana. NZ Aid sangat senang berpartisipasi dalam recovery program, meskipun juga disayangkan bahwa kerjasama ini kerjasama dalam rangka bencana, bukan kerjasama untuk sesuatu yang menyenangkan. NZ juga mengungkapkan bahwa di Yogya NZ Aid mempunyai kerjasama yang baik dengan UGM. Pada kesempatan ini juga ingin diketahui mengenai kondisi EWS bantuan NZ Aid.

Helen Bradford juga menanyakan dari 4 jenis bantuan (EWS, pelatihan Mitigasi, mikrozonasi dan SDIN) mana yang paling terbukti efektifitasnya karena ini akan sangat berguna untuk menghadapi erupsi di masa mendatang. Selain itu juga meminta laporan tertulis mengenai penggunaan dana 2,1 milyar tersebut. Selanjutnya tim NZ Aid ini melakukan kunjungan ke Kepuh untuk melihat sejauhmana kerusakan EWS. Helen juga menyatakan kegembiraannya bahwa mitigasi bencana tersebut bermanfaat namun masih ditanyakan mengapa di media-media diberitakan masih ada masyarakat yang kembali ke lokasi untuk menyelamatkan ternak dll. Bagaimana supaya itu tidak terjadi lagi. Ka badan Kesbanglinmas dan PB menanggapinya bahwa memang perlu ada kebijakan, jika Merapi telah dalam level Siaga, ternak milik petani telah dijual, terlebih selama ini uga telah dikucurkan 23 milyar dari Pemerintah untuk mengganti ternak mati.

Selanjutnya tim NZ AID melanjutkan kunjungan dengan peninjauan ke Kepuharjo dan meninjau bekas Baldes Kepuharjo lokasi dimana EWS pernah dibangun. Kirk Yates berharap warga korban erupsi tetap tabah dan segera bangkit untuk menata kehidupan yang lebih baik. Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan shelter di Gondang I dan SD Gungan. Tim NZ Aid juga sempat berdialog dengan penghuni shelter dan siswa SD Gungan.